Jombang, tvOnenews.com - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar membicarakan kisah sosok Syekh Abdul Qodir Jailani saat menyambangi kegiatan wisuda 2.032 santri Madrasah Ibtidaiyah di Jombang.
Nasaruddin Umar menyampaikan kisah inspirasi Syekh Abdul Qodir Jailani saat menitip pesan kepada dua ribuan santri penghafal Juz 30 Al Quran di Jombang.
"Saya bangga melihat anak-anakku, ribuan santri, anak bangsa yang hafal Al Quran, dan diwisuda hari ini," ungkap Menag Nasaruddin Umar dalam acara wisuda santri Madrasah Ibtidaiyah di Masjid Agung Baitul Mukminin, Jombang, Jawa Timur, Minggu (22/12/2024).
Ia menjelaskan betapa pentingnya kejujuran saat menjadi penghafal Al Quran mengingat banyak yang mengakui telah hatam dan ilmu penerapannya kosong.
Ia memahami pengakuan telah hatam seluruh juz dalam Al Quran untuk mendapat validasi sekaligus dikenal sebagai sosok hafidz.
Namun begitu, Imam Besar Masjid Istiqlal itu mengharapkan kebohongan telah hatam Al Quran harus dihindari para santri khususnya dari Madrasah Ibtidaiyah se-Jombang.
"Anak-anakku sekalian, kalau mau hafal (seluruh) Al Quran, jujur sejujurnya, jangan pernah bohong," pesannya.
Penekanan kejujuran ini, kata Menag, telah didapatkan oleh sosok ulama besar aliran Sufi dari Iran tersebut.
Ia menceritakan kisah Syekh Abdul Qodir saat masih berusiat lima tahun di mana kebutuhan pendidikannya harus menjadi seorang santri atas perintah dari ibunya.
Ibunya menganjurkan Syekh Abdul Qodir mengenyam pendidikan di pesantren di Kota Baghdad. Kebetulan daerah tersebut membutuhkan jarak tempuh sekitar 2.500 kilometer saat berangkat dari Makkah.
Syekh Abdul Qodir menerima permintaan ibunya dan menggunakan transportasi yang saat itu masih menggunakan unta.
Saat di perjalanan, Syekh Abdul Qodir mendapat cobaan karena berpapasan langsung dengan rombongan perampok coba merampas barang bawaannya.
"Syekh Abdul Qodir Jailani ditanya sang perampok, mana harta dan uangmu," tutur Menag RI itu.
Kemudian, Nasaruddin kembali mengisahkan jawaban yang dilontarkan Syekh Abdul Qodir menunjukkan kejujurannya sangat besar telah ditanamkan sosok tersebut.
"Syekh Abdul Qodir Jailani menjawab, saya tidak punya harta, saya ingin nyantri ke Bagdad, tapi uangku ada di jahitan bajuku ditaruh oleh Ibu," jelasnya.
"Sang rampok pun tercengang, karena kejujuran Syekh Abdul Qodir Jailani. Dan perampok pun akhirnya taubat," sambungnya.
Ia menegaskan kisah perampok bertaubat karena kejujuran dimiliki Syekh Abdul Qodir menjadi inspirasi bersama untuk menghindari kebohongan.
"Resepnya adalah tinggalkan dosa. Berbakti kepada orang tua atau guru. Dan mulutnya dipelihara jangan berbohong," tandasnya.
(hap)
Load more