tvOnenews.com - Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ustaz Adi Hidayat membagikan pesan cara menyikapi penyambutan Tahun Baru Masehi.
Menurut Ustaz Adi Hidayat (UAH), ada beberapa cara bersikap dalam perayaan Tahun Baru Masehi sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW agar tidak terjebak dalam momentum berlebihannya.
Cara pertama, kata UAH, harus menggunakan sikap secara bijaksana. Meski tidak hanya berlangsung pada Tahun Baru Masehi tetapi dalam momentum lainnya.
"Setiap datang tahun yang baru, bulan yang baru, baik itu terkait persoalan kelahiran kita pribadi ataupun juga tahun berganti dalam kehidupan Masehikh ataupun Hijriahkah itu," ungkap UAH dalam suatu kajiannya dikutip dari laman resmi PP Muhammadiyah, Senin (23/12/2024).
Perayaan Tahun Baru Masehi atau Hijriyah juga menjadi kebutuhan pada aspek kelahiran pribadi. Meski cara melakukannya harus disertakan sikap bijaksana.
Kemudian, Direktur Quantum Akhyar Institute itu menyampaikan cara bersikap dari kebiasaan atau sunnah Nabi Muhammad SAW diharapkan bisa mengikuti suri teladannya.
Bahwasanya Nabi Muhammad SAW pernah membagikan kebiasaannya agar digunakan oleh umat Muslim dalam setiap aktivitas kegiatan sehari-harinya dan tidak hanya saat pada momentum perayaan Tahun Baru Masehi atau Hijriyah.
"Maka Nabi SAW memberikan satu contoh yang kuat agar setiap datang waktu berganti, jangankan tahun, bahkan setiap detik, koreksi diri kita, untuk meningkatkan amal saleh kita," jelas dia.
Perihal suri teladan Nabi Muhammad SAW, UAH menyampaikan sikap koreksi diri menjadi penekanan bagian yang sangat penting dilakukan oleh beliau.
Ia berpendapat waktu terus berputar menjadi momentum terbaik untuk memanfaatkannya agar senantiasa mengoreksi diri sendiri.
Koreksi diri ini bisa mempertebal amalan kebaikan agar hidupnya diselimuti manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
"Koreksi diri itu penting agar apa yang telah kita lakukan dan apa yang akan datang menjadi sesuatu yang bermanfaat, baik di dunia maupun di akhirat," terangnya.
Dalam suatu ceramahnya, ia juga turut membahas ajal mengingat setiap manusia tidak mengetahui kapan mereka ditakdirkan untuk kembali ke pangkuan-Nya.
Perihal ajal ini, pendakwah kelahiran asal Pandeglang itu menekankan amalan kebaikan harus dilakukan sedari sekarang untuk menjadi pembekalan di akhirat nanti.
"Karena kita tidak tahu apakah masih ada kesempatan untuk berbuat amal kebaikan di tahun depan, maka manfaatkan setiap waktu yang diberikan," pesannya.
Lebih lanjut, ia menyarankan setiap perbuatan yang tidak memiliki manfaat harus dihindarkan orang mukmin.
Pendakwah usia 40 tahun ini merincikan kegiatan yang bisa disebut tak bermanfaat, seperti pesta pora, tawuran, pesta kebebasan seksual dan hal-hal yang mengandung kemaksiatan.
Ia menuturkan introspeksi diri menjadi momentum mengerjakan kegiatan dalam perayaan tahun baru agar senantiasa mengejar dan tetap istiqomah di jalan kebaikan. Ini merupakan salah satu sunnah dari Nabi Muhammad SAW.
"Daripada lakukan hal-hal yang tidak berguna, pesta pora, apalagi yang mengarah pada kemaksiatan, alangkah baiknya jika tahun baru diisi dengan mengoreksi diri. Koreksi diri dari yang salah, tinggalkan segala yang Allah larang, dan kembali kepada jalan kebaikan yang ditunjukkan dalam Al Quran dan Sunnah-sunnah Rasulullah SAW," paparnya.
"Semoga Allah menerima apa yang kita kerjakan di masa lalu sampai detik ini, semoga membimbing apa yang akan kita lakukan ke depannya," tandasnya.
(hap)
Load more