Ia membandingkan ucapan selamat Natal dengan menghadiri resepsi pernikahan teman.
“Kita datang dan apakah harus setuju sama menantunya? Kok pilih itu, gak yang sana saja? Harus setuju gak? Meskipun gak setuju kan harus datang. Bahwa dia punya menantu siapa, itu urusan beliau,” jelasnya.
Menurutnya, menghadiri resepsi atau mengucapkan selamat tidak berarti seseorang harus setuju dengan isi atau keyakinan acara tersebut.
Hal ini, kata Cak Nun, lebih kepada menjaga hubungan baik dan sopan santun kepada sesama manusia.
Cak Nun juga menegaskan bahwa Natal, dalam pandangannya, bukanlah sesuatu yang berkaitan dengan teologi Islam.
Ia menyebut bahwa Natal lebih merupakan bagian dari budaya daripada ibadah agama yang bersifat mutlak.
Load more