Bahwasanya masyarakat Indonesia selalu berdampingan dalam menjalani kehidupannya jika diambil dari sejarah bangsa Indonesia.
Perayaan agama kerap kali menjadi kegiatan menandakan adanya bentuk persatuan sebagai ciri khas dimiliki oleh bangsa Indonesia.
"Kita justru sekarang malah sering kali dipaksa untuk tidak bisa merayakan hari keagamaan dengan umat yang berbeda, namun harus dengan yang sama agamanya. Ini menunjukkan bahwa ada tantangan besar dalam menjaga tradisi toleransi yang telah ada," jelas dia.
Akademisi ini menyoroti kearifan lokal yang mulai ditinggalkan bisa dipelajari kembali sebagaimana upaya menjaga warisan budaya pentingnya toleransi yang diperjuangkan oleh para leluhur.
"Bukan lalu jadi sangat homogen; yang Muslim merayakan sama yang Muslim saja, yang Kristen sama yang Kristen. Nilai-nilai luhur yang telah ada perlu terus dipertahankan dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika," terang dia.
Perihal cara mengentaskan intoleransi beragama, akademisi STAK Marturia Yogyakarta ini menyebutkan kebutuhan untuk mengajak atau melibatkan semua pihak guna memperkuat nilai toleransi di Indonesia.
"Dengan mengedepankan kerukunan dan saling menghargai, bangsa Indonesia dapat terus maju sebagai negara yang kaya akan keberagaman tanpa terjebak dalam konflik sektarian. Intoleransi bukanlah jalan keluar, sebaliknya, persatuan dalam keberagaman adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia," tandasnya.
Load more