tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyarankan untuk mencoret pemberi ilmu seperti ustaz, pengajar, Qori dan sejenisnya yang sudah memberikan tarif sebelum ia datang.
“Itu hal yang pertama. Jadi kalau Anda ngundang orang yang dalam tanda petik disebut Ustaz itu sudah minta tarif di awal udah coret,” saran UAH, dikutip dari ceramah yang diunggah di kanal YouTube Adi Hidayat Official.
“Karena yang bersangkutan sifatnya dicoret oleh para ulama,” sambung UAH.
“Ini ilmunya terhukum. Nanti kalau-pun datang ilmunya diikat dengan tarifnya segitu aja,” jelas UAH.
“Anda bisa ketawa saat itu, tenang saat itu, habis itu muncul lagi masalah. Enggak selesai jadi solusi,” sambungnya.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa hal itu bukan dikatakan olehnya namun sebagaimana tertulis dalam kitab.
“Enggak ada manfaat. Ada yang nyampaikan, bukan saya ya dari isi kitab,” ujar UAH.
Adapun pesan yang disampaikan oleh Ustaz Adi Hidayat ini merupakan pesan dari Imam Hasan Al Bashri.
“Sosok yang diasuh oleh istri Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sosok yang diasuh oleh para sahabat didoakan oleh para sahabat didoakan oleh Umar Bin Khattab radhiallahu taala Anhu,” kata UAH.
Imam Hasan Al Basri adalah salah satu ulama besar yang dikenal sebagai seorang tabi’in (generasi setelah sahabat Nabi) yang memiliki ilmu mendalam, akhlak mulia, dan kezuhudan yang luar biasa.
Oleh karenanya, Ustaz Adi Hidayat mengajak semua ulama untuk kembali ke jalan yang benar.
“Makanya ulama-ulama kembalilah ke jalannya yang betul itu jadi ahli kitab jangan jadi ahli proposal,” pesan UAH.
Oleh karenanya, kata Ustaz Adi Hidayat, ulama dari Timur Tengah bingung ketika di Indonesia menerima amplop.
Pasalnya, di Timur Tengah biasanya ulama-ulama itu dirawat oleh negara.
“Kalau kita itu Kementerian agamanya mendata para ulama-ulama sampai ke masjid-masjid muadzinnya digaji,” ujar UAH.
“Kan ada zakat umat Islam di Indonesia ada dana Abadi umat dan sebagainya ya kerjasama dengan Baznas masukkan ke satu bagian itu untuk ulama-ulama mengajar ustaz-ustaz supaya kesejahteraannya meningkat,” saran UAH.
Maka dengan begitu, mengajar akan lebih fokus karena sudah sejahtera.
“Sudah bagus enggak mikirin lagi duniawi. Di Timur Tengah begitu,” kata UAH.
Ustaz Adi Hidayat kemudian cerita bahwa dirinya dulu juga pernah digaji oleh negara ketika memiliki jabatan.
“Saya waktu diangkat jadi Amin khattabah di tripoli diberikan gaji berikan honor dan enggak pernah terpikir tuh ulama-ulama itu gak pernah terpikir,” kata UAH.
Makanya kata UAH, ulama dari luar bingung ketika sepulang ceramah diberikan amplop.
“Makanya ustaz-ustaz dai-dai yang datang dari luar ada bitah-bitah yang dari Mesir Al Azhar datang mengajar ke sini beberapa dari syekh-syekh itu suka bingung di Indonesia ya karena habis ngajar diamplopin,” ujar UAH.
“Malah bingung. Nah kadang-kadang kebingungan itu jadi musibah karena setan ikut di amplopnya itu,” sambung UAH.
Hal ini karena jadi bahaya karena begitu mengajar di tempat lain lalu tidak ada ada amplop maka setan akan masuk.
“Nah ini yang bahaya,” tandas UAH.
Hal ini dipesankan oleh Ustaz Adi Hidayat bukan hanya untuk ustaz, ulama atau kiai saja. Namun juga guru-guru yang mengajar di sekolah.
Jangan sampai para pemberi ilmu hanya fokus dengan materi saja sementara rezeki sudah diatur oleh Allah SWT.
“Gajinya berapa datang baru masuk, Pak saya ngajar kan anak-anak gampang pahamnya tuh kalau besok enggak naik gaji saya enggak mau saya ngajar lagi,” ujar UAH mencontohkan guru yang mengejar dunia.
Karena jika fokus pada dunia artinya hari pemberi ilmu telah mati dan ilmunya dihukum.
“Hatinya mati tapi yang ditampilkan tuh performancenya seperti akhirat, pakaiannya pakaian akhirat bicaranya tentang akhirat. Padahal di hatinya pencarian dunia,” ujar UAH.
Inilah yang kata UAH tertera dalam Surat Yasin ayat 20 dan 21.
“Manhajnya para Nabi para Rasul aku kalau ngajar acuan utamaku tuh bukan upah, bukan honor bukan gaji dari kalian karena honorku sudah ditetapkan oleh Allah, gajiku sudah diatur oleh Allah. Yang ditugaskan kepadaku hanya menyampaikan,” ujar UAH.
Inilah bacaan surat Yasin ayat 21 bahwa jangan mengikuti orang yang meminta imbalan dalam berdakwah.
اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ٢١
Artinya: Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan (dalam berdakwah) kepadamu. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Yasin: 21)
Maka UAH berpesan, kalau Anda ingin belajar jangan hanya ilmunya tapi lihatlah akhlaknya.
“Ingin ikut bukan cuman ikut menuntut ilmunya tapi menuntut akhlaknya. Menuntut kepribadiannya, mengamalkan amal saleh yang bisa anda teladani,” saran UAH.
“Itu coba cari orang yang sedang mengajar pun dia tidak pernah kepikiran tentang materi duniawi,” sambung UAH.
Hal ini karena orang yang seperti itu hanyalah memikirkan bagaimana Allah SWT ridha atas apa yang ia lakukan.
“Yang dia pikirkan bagaimana Allah ridha, yang dia pikirkan bagaimana ilmu sampai, yang dia pikirkan bagaimana amal bisa terawat ,” kata UAH.
“Orang inilah yang mendapatkan petunjuk dari Allah subhanahu wa taala,” sambung UAH.
“Bahasa tegasnya kalau dalam Quran tuh ginilah, jangan engkau berusaha memberi orang lain dengan pengajaranmu dengan ilmu yang Allah titipkan padamu dengan berharap kompensasi dunia yang dinilai olehmu lebih banyak,” tandas UAH.
Itulah pesan UAH kepada semua yang dititipi ilmu oleh Allah SWT.
Semoga bermanfaat.
Wallahu’alam bishawab
(put)
Load more