Pada tema kali ini, saya selaku khatib meminta izin untuk membahas betapa pentingnya sikap toleransi yang harus diterapkan oleh kita dalam kehidupan sehari-hari.
Jika mengacu pada konteks sejarah, toleransi menunjukkan cerminan tindakan atau perbuatan kita yang harus dijaga sebagaimana telah diperjuangkan oleh tokoh-tokoh Muslim terdahulu.
Tokoh-tokoh Muslim memperjuangkan toleransi, kita mengambil contoh seperti sosok Khalifah Umar bin Khattab dan Shalahuddin al-Ayyubi yang menaklukkan al-Quds menjadikan toleransi bagian penting dalam sejarah agama Islam.
Kebetulan saat ini, umat Kristiani tengah menjalani hari raya besarnya, yakni Natal pada tahun 2024 sebagaimana diperingati tanggal 25 Desember setiap tahunnya.
Dalam agama Islam kita mendapat tuntutan agar senantiasa memeriahkan dua hari besar, yakni Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri.
Adapun perayaan ucapan "Selamat Natal" menjadi konteks yang wajib dipahami betul agar tidak salah langkah dan keliru dalam pandangan agama Islam.
Biasanya orang mukmin mengucap selamat Natal mengacu pada konteks menjunjung sikap toleransi. Hal ini mengingatkan sebagai Muslim harus hidup berdampingan diterangkan dalam Surat Al Hujurat Ayat 13, Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." (QS. Al Hujurat, 49:13)
Kaum muslimin rahimahumullah
Load more