tvOnenews.com - Seorang mantan pramugari membuat jamaah majelis ta’lim tak kuasa menahan tangis, bahkan membuat Ustaz Adi Hidayat merasa iri.
Profesi Pramugari identik dengan wanita yang cantik nan anggun dengan berseragam memakai rok yang melayani penumpang di pesawat.
Namun, pramugari juga kerap dipandang sebelah mata lantaran kerap beredar isu perselingkuhan hingga viral di media sosial.
Setiap orang tidak ada yang mengetahui takdirnya menemui ajal, sebab hanya Allah SWT yang mengetahui umur manusia.
Maka, Ustaz Adi Hidayat berpesan kepada umat muslim agar tidak merasa sombong dan merasa dirinya sudah lebih baik dari orang lain.
“Ayo kembali kepada Allah jangan mengira Anda saleh, jangan mengatakan diri Anda suci. Jadi ketika Anda merasa berbuat salah selalu berpeluang pintu terbuka untuk berubah menjadi lebih baik,” pesan Ustaz Adi Hidayat.
“Tapi ketika Anda merasa baik, jauhi itu. Mungkin Anda terjebak dalam kesalahan. Jika Anda tidak mampu berlomba dengan orang saleh meningkatkan kebaikan, sebaiknya berlomba dengan para pendosa untuk berubah jadi lebih baik,” sambungnya.
Ustaz Adi Hidayat. (Ist)
Ustaz Adi Hidayat menceritakan pengalamannya dalam sebuah kajian di majelis ta’lim dan melihat seorang wanita yang mengikuti kajian.
Perempuan tersebut merupakan seorang mantan pramugari yang mengikuti kajian Islam untuk taubat dan berhijrah.
“Suatu kali di majelis ta’lim, bergabunglah seorang perempuan. Dia seorang pramugari. Ta’lim pertama ada, ta’lim kedua tidak ada,” ujarnya.
Hari demi hari perempuan itu tak muncul lagi, hingga suatu ketika Ustaz Adi Hidayat dikejutkan dengan tangisan dari jamaah lain di ta’lim tersebut.
Jamaah tersebut memberikan kabar bahwa mantan pramugari tersebut kini sedang dalam kondisi kritis menghadapi penyakit kanker.
“Ustaz, kawan kita yang baru bergabung itu sedang sakit, dirawat, dan dikabarkan sedang kritis kena kanker,” ujar UAH menceritakan kejadian tersebut.
Kemudian, UAH mengajak para jamaah mendoakan untuk kesembuhan mantan pramugari tersebut.
Ketika ditengah kajian, terdengar suara tangisan dari barisan jamaah. Ternyata tangisan tersebut dari seorang jamaah tadi.
UAH menanyakan apa yang membuatnya kembali menangis, ternyata tangisan pecah karena mendapat kabar bahwa mantan pramugari yang baru mengikuti kajian tersebut telah meninggal dunia.
Saat itu merupakan malam jumat, waktu yang istimewa bila seseorang meninggal dunia.
“Dan malamnya malam Jumat, MasyaAllah,” katanya.
Ustaz Adi Hidayat. (Ist)
Ustaz Adi Hidayat pun mendatangi rumah duka dari mantan pramugari itu untuk takziah. Dirinya pun melihat kekuasaan Allah SWT untuk membantu mantan pramugari tersebut bertaubat sebelum meninggal dunia.
“Kami datang ke rumahnya untuk bertakziah, Antum tahu apa yang terjadi, baru ikut ta’lim pertama kali, diberi sakit oleh Allah SWT. Saking sayangnya Allah kepada perempuan ini,” tutur Ustaz Adi Hidayat.
“Di penghujung masa hidupnya dia mau berubah, kemudian dia mau ikut ta’lim, dia kenakan hijabnya dengan baik, dikasih sakit oleh Allah,” lanjutnya.
Menurutnya, sakit yang Allah SWT berikan kepada mantan pramugari tersebut merupakan sebuah anugerah yang indah menjelang kematian.
Bila semua orang mengira sakit yang tidak dapat disembuhkan merupakan sebuah musibah, sesungguhnya hal itu sebuah kenikmatan.
“Kalau dalam bahasa manusia nggak sembuh, bukan, dalam bahasa yang lain diisolasi supaya tidak tercampur lagi dengan manusia pada umumnya,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
“Karena dosanya sudah terampuni, ditutup oleh Allah supaya lisannya tidak berkata maksiat lagi, supaya matanya tidak melihat yang haram lagi,” terusnya.
Maka Allah SWT telah menjaga mantan pramugari tersebut sehingga meninggal dalam keadaan mulia.
Melihat wafatnya mantan pramugari tersebut membuat Ustaz Adi Hidayat iri.
“Saya iri dengan perempuan ini, iri saya, saya masih hidup sampai sekarang, masih terbuka kesempatan berbuat maksiat,” ucap UAH.
“Perempuan ini mungkin dipandang sebelah mata oleh orang lain tapi hidupnya dekat dibandingkan dengan Allah, kita tidak tahu siapa yang mati dalam keadaan husnul khatimah atau suul khatimah,” tandasnya. (adk/kmr)
Load more