tvOnenews.com - Perayaan Tahun Baru biasanya ramai dengan acara kumpul bersama dengan pesta kembang api dan tiup terompet.
"Tahun Baru masehi bukan yang dipermasalahkan," kata Buya Yahya dilansir tvOnenews.com pada Kamis (26/12/2024) dari ceramahnya yang diunggah di Al-Bahjah TV.
"Akan tapi kebiasaan dan kebudayaan yang terjadi di Tahun Baru tersebut," sambungnya.
Hal ini karena Islam tidak mengajarkan adanya Tahun Baru masehi. Namun ketika akhir tahun umat Islam dianjurkan untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri.
Namun bagaimana cara agar setiap Muslim khususnya anak muda paham bahwa saat malam Tahun Baru itu bukanlah untuk hura-hura? Buya Yahya memberikan saran berikut ini.
Buya Yahya mengingatkan, bahwa Tahun Baru masehi bukanlah yang menjadi masalah. Namun apa yang dilakukan di malam itulah yang jadi masalah.
“Apa itu ada maknanya peniupan terompet? kata Buya Yahya.
“Belum lagi kumpul laki perempuan yang bukan mahram karena pertemuan di acara itu,” sambung Buya Yahya.
Maka dari itu Buya Yahya mengajak tokoh-tokoh agama, masyarakat menghentikannya namun dengan cara tidak memaksa namun melalui dakwah.
“Maka perlu kita hentikan dengan bermacam-macam cara,” kata Buya Yahya.
Namun tentu hal itu harus dilakukan jauh-jauh hari bukan mendadak.
“Hendaknya sekarang kita arahkan untuk tidak merayakan Tahun Baru masehi,” ajak Buya Yahya.
Hal ini sebagaimana contoh beberapa daerah yang mulai mengisi malam Tahun Baru Masehi dengan kegiatan Islami.
“Ini adalah tradisi para salafun Saleh di dalam merubah masyarakat dengan budaya-budaya yang salah menjadi budaya Islami,” kata Buya Yahya.
“Mengislamkan budaya, bagaimana mereka kita lupakan dengan Tahun Baru masehi dengan cara kita mengadakan acara Islam,” sambung Buya Yahya.
Hal inilah yang bisa menurut Buya Yahya bisa menangkal anak-anak muda dari kegiatan yang tidak bermanfaat bahkan maksiat di malam Tahun Baru.
“Untuk meng-counter agar anak-anak tidak mabuk agar anak-anak tidak niat terompet, ajak agar anak-anak membaca shalawat,” saran Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya cara itu efektif untuk menghentikan anak-anak supaya tidak larut dengan budaya yang tidak baik.
“Mereka kita harus membuat maulidan, kita kenalkan kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, kita kenalkan kepada Islam,” ujar Buya Yahya.
Anak-anak muda itu ajak kumpul namun jangan dikatakan merayakan Tahun Baru. Hal ini karena Buya Yahya mengakui pada malam itu jika tidak keluar rumah ibarat tidak bergaul.
Maka alangkah baiknya jika memanfaatkan momen itu untuk dakwah.
“Begitulah juru dakwah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam itu , menglihat kesempatan keramaian-keramaian, memanfaatkan momen kumpulnya orang untuk diarahkan kepada Allah SWT,” kata Buya Yahya.
Maka di malam 31 Desember 2024 esok saat berkumpul anak-anak adakanlah acara Islami.
“Tanggal 31 Desember kita tidak merayakan Tahun Baru masehi akan tapi kita ingin memberikan pengarahan,” sarannya.
“Sehingga mereka datang akhirnya sudah ke acara Maulid Nabi,” sambungnya.
Bukan Tahun Baru Masehi yang Jadi Masalah, Tapi Inilah yang Harus Diubah, Kata Buya Yahya (Sumber: ANTARA)
Sebagai informasi, menjelang akhir tahun 2024 dan menuju awal tahun 2025, Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI), menyelenggarakan kegiatan Malam Muhasabah Tahun Baru 2025.
Kegiatan ini bertema mengusung tema "Melintasi Waktu Dalam Menggapai Ridha Allah SWT".
Acara yang tersebut digelar mulai Selasa hingga.Rabu, tanggal 31 Desember 2024 - 1 Januari 2025, di Lantai Utama Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
Sebagaimana ajaran Islam, ketika akhir tahun setiap Muslim disarankan melakukan muhasabah atau introspeksi diri.
“Maka pada kegiatan malam muhasabah tahun baru 2025 ini, Masjid Istiqlal dibuka 24 jam,” dikutip dari akun Instagram Masjid Istiqlal pada Kamis (26/12/2024).
Dengan begitu jamaah diharapkan dapat mengikuti kegiatan secara aman di dalam masjid.
Kegiatan muhasabah ini dapat diikuti oleh masyarakat umum ini baik laki-laki dan perempuan.
Kegiatan muhasabah dimulai pada 31 Desember pukul 21.30 WIB dan selesai pada 1 Januari 2025 pukul 04.19 WIB.
Selain diselenggarakan di Lantai Utama Masjid Istiqlal, kegiatan ini juga dapat disaksikan secara daring melalui YouTube Masjid Istiqlal TV. (put)
Load more