tvOnenews.com - Almarhum Syekh Ali Jaber pernah membocorkan satu bacaan doa sederhana setelah bangkit dari rukuk dalam shalat.
Selain rezeki seluas samudera, Syekh Ali Jaber menambahkan bahwa para malaikat langsung rebutan mencatat pahala yang mengamalkan doa ini saat i'tidal atau setelah bangkit rukuk dalam shalat.
"Setelah mengangkat kepala dari rukuk (shalat)," ucap Syekh Ali Jaber dalam suatu ceramah dilansir dari unggahan video TikTok @rubystarr, Minggu (29/12/2024).
Pembahasan ini mengenai rukuk merupakan salah satu bagian gerakan dalam rukun shalat.
Bahwasanya rukun shalat meliputi 13 hal sesuai syar'i dalam agama Islam yang mengandung perkataan dan perbuatan dilakukan umat Islam.
Ada pun rukuk berfungsi sebagai gerakan sekaligus sikap dengan cara membukukkan badan dan kepala.
Sikap membukukkan badan ini dilakukan setelah membaca Surat Al Fatihah dan surat pendek.
Setiap orang mukmin wajib meletakkan tangannya di bagian lutut saat membukukkan badan sambil mengucap kalimat tasbih sebanyak tiga kali.
Dalam kandungannya menunjukkan bahwa rukuk sebagai sikap sekaligus sarana agar senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kemudian, makna rukuk lainnya meliputi lambang penghormatan, kepatuhan ketundukkan, dan mengakui Allah Maha Besar.
Setelah rukuk langsung melakukan tukmaninah sebagai sarana untuk tenang dan membaca kalimat doa dalam i'tidal.
Sebab, doa mengandung perkataan memohon, meminta harapan, perlindungan dan sarana menyampaikan segala hajat kepada Allah SWT.
Sebagai pendakwah, Syekh Ali Jaber mengutarakan amalan doa ini penyebab segala dosa dihapuskan oleh Allah SWT dan melimpahkan aliran rezeki.
Mantan Imam Besar Masjidil Haram ini menegaskan keutamaan paling besar dari bacaan doa setelah rukuk ini membuat ribuan malaikat saling rebutan mencatat pahala pengamalnya.
"Ini boleh dibaca sesudah berdiri dari rukuk, sudah i’tidal," tegas dia.
Ia menginformasikan bahwa dalam kegiatan tertentu selain setelah rukuk dalam shalat juga bisa mengamalkan doa ini.
"Ini doa, boleh sebenarnya habis makan boleh," sarannya.
"Boleh juga dibaca sehabis makan, sehabis minum, sebab sehabis makan bisanya kita ucap alhamdulillah," tambahnya.
Mantan juri Hafizh Indonesia ini juga menambahkan selepas bersin bisa mengamalkan doa ini karena mengandung kalimat sederhana.
"Habis bersin kita juga bilang alhamdulillah. Jadi boleh Anda lanjutkan," imbuh dia.
Lantas, seperti apa bacaan doa menyebabkan malaikat rebutan catat pahala dan pengundang rezeki?
"Ini hadits (doa setelah rukuk) diriwayatkan Imam Bukhari, hadits ini riwayat Imam Bukhari," katanya.
Mantan Imam Besar Masjid Nabawi sejak 13 tahun ini mengingatkan amalan doa ini paling tepat dibaca setelah membaca kalimat inti dari i'tidal.
"Boleh dibaca sesudah membaca doa tersebut," tuturnya.
Kalimat "Alhamdulillahi hamdan katsiran", kata Syekh Ali Jaber, sebagai bagian bacaan doa tersebut dari hadits riwayat Imam Bukhari.
"Ada riwayat lain, ditambah dengan mubarakan fihi mubarakan 'alaihi," ucapnya.
الْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ مُبَارَكًا عَلَيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى
Bacaan Latin: Alhamdulillahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fihi (Mubaarakan 'alaihi kamaa yuhibbu rabbunaaa wa yardhaa)
Artinya: "Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik, diberkahi di dalamnya serta diberkahi di atasnya, sebagimana Rabb kami senang dan ridho."
Hadits riwayat dari Rifa'ah bin Ra'ah bin Rafi, Az-Zuraqi mengulas tentang anjuran doa setelah rukuk shalat, seperti ini bunyinya:
"Pada suatu hari kami shalat di belakang Nabi SAW. Ketika mengangkat kepalanya dari ruku beliau mengucapkan: Sami’allahu liman hamidah (Semoga Allah mendengar pujian orang yang memuji-Nya). Kemudian ada seorang laki-laki yang berada di belakang beliau membaca; Rabbana wa laka al-hamdu hamdan katsiran thayyiban mubarakan fihi (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala pujian, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh berkah). Setelah selesai shalat, beliau bertanya: ‘Siapa orang yang membaca kalimat tadi?’ Orang itu menjawab, ‘Saya.’ Beliau bersabda: Aku melihat lebih dari 30 Malaikat, berebut siapa di antara mereka yang lebih dahulu untuk mencatat (kebaikan dari) kalimat tersebut." (HR. Bukhari)
(hap)
Load more