tvOnenews.com - Ulama besar dari Surakarta, Habib Novel Alaydrus mengutarakan satu amalan yang mampu menyaingi keutamaan pahala besar shalat Tahajud.
Habib Novel Alaydrus juga mendukung pahala besar shalat Tahajud menjadi amalan paling populer dan kerap dikejar oleh umat Muslim.
Namun begitu, Habib Novel Alaydrus membagikan wasiat ajaran dari almarhum ayahnya terkait amalan sederhana ini mampu mengalahkan pahala shalat Tahajud.
"Pesan almarhum ayah saya untuk saya, senangkan hatimu dan biasakan menyenangkan orang lain," ungkap Habib Novel Alaydrus dinukil melalui kanal YouTube Ngaji Asyik, Minggu (29/12/2024).
Shalat Tahajud berfungsi sebagai kegiatan sekaligus amalan ibadah bersifat sunnah yang dikerjakan umat Muslim di setiap sepertiga malam.
Bahwasanya shalat Tahajud menunjukkan berbagai keistimewaan yang membawa syafaat dalam kehidupan manusia.
Shalat Tahajud juga mendapat tempat spesial sebagai bentuk ibadah yang ditekukan dan tidak pernah ditinggalkan Nabi Muhammad SAW.
Umat Muslim akan mendapat tempat derajat tertinggi sebagai bagian keutamaan dari shalat Tahajud tercantum dalam Surat Al Isra Ayat 79, Allah SWT berfirman:
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah shalat Tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al Isra, 17:79)
Ibadah sunnah malam ini menjadi sarana upaya terbaik agar senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Bagi mereka menyempatkan ibadah pada sepertiga malam menandakan ciri-ciri orang saleh dijelaskan dalam hadis riwayat, Rasulullah SAW bersabda:
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ
Artinya: "Hendaknya kalian melakukan shalat malam, karena shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, dan sesungguhnya shalat malam mendekatkan kepada Allah, serta menghalangi dari dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari badan." (HR. Tirmidzi)
Surat Ali Imran Ayat 113-115 mengandung tafsir ada pahala besar dari bacaan ayat-ayat Al Quran dilafalkan saat shalat Tahajud, Allah SWT berfirman:
لَيْسُوْا سَوَاۤءً ۗ مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اُمَّةٌ قَاۤىِٕمَةٌ يَّتْلُوْنَ اٰيٰتِ اللّٰهِ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُوْنَ, يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ, وَمَا يَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُّكْفَرُوْهُ ۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِالْمُتَّقِيْنَ
Artinya: "Mereka tidak sama. Di antara Ahlulkitab ada golongan yang lurus. Mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari dalam keadaan bersujud (shalat). Mereka beriman kepada Allah dan hari Akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka itu termasuk orang-orang saleh. Kebaikan apa pun yang mereka kerjakan, mereka tidak akan dihalangi dari (pahala)-nya. Allah Maha Mengetahui orang-orang bertakwa." (QS. Ali Imran, 3:113-115)
Namun demikian, Habib Novel Alaydrus menyatakan amalan dari wasiat almarhum ayahnya sangat mustajab bisa melampaui pahala pelaksanaan Tahajud.
Ia tidak pernah berhenti menerapkan pesan almarhum ayahnya agar selalu melakukan amalan sederhana tersebut.
Sebagai pendakwah, Habib Novel berbagi ilmu ini merupakan wasiat dari ayahnya kepada para jemaah yang hadir di setiap kegiatan kajiannya.
Amalan berbagi kebahagiaan, kata dia, sangat ampuh karena mengandung ibadah yang masih belum diketahui keutamaan besarnya oleh orang mukmin.
Ia mengatakan amalan memberikan senyuman dan kebahagiaan untuk orang lain sering terjadi dan menyelimuti seluruh aktivitas dalam sehari-hari.
Pimpinan majelis ilmu dan dzikir Ar-Raudhoh, Surakarta, Jawa Tengah itu menyatakan amalan tersebut menandakan manusia sebagai makhluk sosial dan harus bersikap saling memberikan kebahagiaan.
Ia mengambil kisah tugas para Wali paling populer memang turut membantu dalam menyebarkan syariat agama Islam di berbagai penjuru.
Namun, para Wali juga mendapat tugas agar senantiasa membagikan kebahagiaan kepada masyarakat Indonesia sebagai tanda karunia yang dimilikinya atas pemberian dari Allah SWT.
"Nanti banyak kisah para Wali yang hidupnya hanya menyenangkan orang, menyenangkan orang, hasilnya disenangkan oleh Allah SWT," tutur dia.
Ulama keturunan Rasulullah SAW itu menyebutkan soal waktu penerapannya tidak ada batasan dan bebas kapan saja. Bahwasanya amalan ini sederhana demi membahagiakan orang-orang sekitar.
"Ibu-ibu kalau mau senangkan orang gampang, yang ahli masak kirimin tetangga masakan, senang itu," saran dia.
Ia berpesan di setiap kegiatan menolong orang lain harus ditanamkan niat bisa membahagiakan mereka.
"Kalau ada orang ngidam pengin masakan tertentu, niatkan itu saya masakin biar senang dia," katanya.
Ia menjamin amalan membahagiakan keluarga, kerabat, saudara, tetangga atau orang-orang sekitar sangat dahsyat daripada pahala Tahajud.
Sebab, amalan tersebut ibarat memberikan rezeki menjadi penyebab orang-orang di sekitar tersenyum.
"Itu amalan yang luar biasa, bahkan mungkin bisa mengalahkan pahala Tahajud," jelas dia.
Ia meyakini pahala besar amalan ini langsung dilimpahkan karena bersifat mutlak daripada Tahajud belum tentu diijabah oleh Allah SWT.
"Mungkin Tahajudmu, Tahajudku enggak khusyuk, banyak riya, banyak ujub, banyak sum'ah, dan lain sebagainya, tuturnya.
Amalan ini juga bisa mendapat bonus ganjaran pahala yang dilipat gandakan jika orang penerima kebahagiaannya memberikan doa.
"Tapi kalau nyenangin hati InsyaAllah yang dibuat senang mendoakan semoga surga, padahal kita riya, padahal kita ujub, padahal kita sum'ah," ujarnya.
"Tapi doanya mukmin buat mukmin yang lain itu manfaat," lanjutnya.
"Itulah amalan yang diajarkan oleh para aulia sholihin, diajarkan baginda Muhammad SAW," tutupnya.
(hap)
Load more