tvOnenews.com - Pendakwah Ustaz Adi Hidayat menguraikan tata cara sujud yang sangat baik berdampak pada kesehatan dalam melaksanakan shalat.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengatakan masih banyak yang keliru saat melakukan sujud dalam shalat. Hal ini bisa mengganggu kesehatan.
"Setelah sujud pertama apa yang dilakukan? Ya tentu bangkit dari sujud, bagaimana cara bangkitnya? Seperti apa posisinya dan apa yang dibacakan?," tanya UAH dalam suatu ceramah disadur dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Senin (30/12/2024).
Sujud merupakan salah satu bagian rukun shalat agar keabsahan ibadah dilakukan umat Muslim tetap sah dan meraih pahala.
Sujud dalam shalat mengharuskan umat Muslim berlutut dan menundukkan kepala sebagaimana untuk menyembah kepada Allah SWT saat menghadap ke arah kiblat, yakni Ka'bah.
Sujud mengandung sejumlah makna, antara lain memberikan penghormatan hanya Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam, mempertebal ketaatan dan keimanan kepada-Nya, bentuk merendahkan diri saat menyembah-Nya.
Namun, umat Muslim tidak boleh sembarangan sujud karena menjadi aturan dalam tatanan kehidupan yang harus diterapkan selama melaksanakan shalat.
Kekeliruan dalam sujud sering terjadi pada posisi tangan telah tercantum dalam hadis riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah SAW bersabda:
"Jika salah seorang di antara kalian sujud, janganlah ia menempelkan kedua tangannya ke lantai (iftirasy), seperti perilaku anjing (yang sedang duduk) dan hendaklah ia merapatkan kedua pahanya."
UAH pun menguraikan tata cara sujud terutama terkait menempatkan tangan agar tidak salah saat menyembah kepada Allah SWT.
"Ini posisi tangan seperti yang pernah saya sampaikan yaitu normal aja," tutur dia.
Direktur Quantum Akhyar Institute ini menjelaskan posisi tangan harus terlihat seperti melaksanakan takbiratul ihram.
Ia menyebutkan posisi tangan saat takbiratul ihram harus sejajar pada bagian dada, dan bisa di samping telinga.
Pendakwah karismatik dari Muhammadiyah ini menyoroti masih banyak yang memanjangkan tangan. Ia menyarankan agar posisinya ditekuk seperti takbiratul ihram.
"Nah posisi sujud kan seperti ini, posisi ketika menempel kayak gini (di samping dada), ada juga bisa di seperti ini (samping telinga) saat sujud, jadi tinggal ditempelkan saja," jelasnya.
UAH menegaskan tangan yang lurus memanjang telah melakukan kesalahan dan kekeliruan dalam sujud.
Ia menuturkan bahwa dalam sujud mengandung doa. Cara membaca amalan tersebut dengan posisi tangan memanjang adalah kesalahan besar.
"Jadi tidak harus ke depan begini ya, kan ada yang salah paham tuh," katanya.
"Jadi ada yang memahami kekeliruan memanjangkan sujud dipahami karena memanjangkan tangan, bukan," sambungnya.
Setiap doa yang bergetar dalam sujud menjadi momentum paling tepat bagi orang mukmin menyampaikan segala hajat saat melaksanakan shalat.
Hal ini berhubungan dengan anjuran membaca doa secara khusus pada sujud terakhir shalat mengandung keistimewaan dan paling mustajab cepat mengabulkan segala hajat.
"Sesungguhnya (sujud) memanjangkan doa dan tangan tetap di sini (sesuai posisi seperti takbir)," tuturnya.
Lebih lanjut, UAH menjelaskan kedua siku tangan tidak perlu dirapatkan atau menempel ke bagian badan.
Pendakwah kelahiran asal Pandeglang, Banten itu mengutip penjelasan Rasulullah SAW sangat melarang tangan sengaja menekan ke bagian tubuh dalam sujud.
Anjuran posisi tangan seperti takbiratul ihram mempengaruhi agar melancarkan kesehatan dan tidak menghentikan aliran darah.
"Ini tidak menempel ke sini ya (tangan menekan badan). Jangan menempel, jangan menekan ini diingatkan kuat oleh Nabi, karena apa? Itu bisa menekan diafragma," ucap dia.
"Darah bisa dipacu kuat ke jantung ke otak ini ditekan bisa bahaya jadi tetap dibuka," tandasnya.
(hap)
Load more