Pendakwah kelahiran asal Blitar ini menyatakan perayaan tersebut cenderung pada budaya yang dibuat oleh orang kafir. Hal ini menjadi aspek penting agar diketahui oleh umat Muslim.
Ia mengkhawatirkan budaya-budaya dari orang kafir rentan tidak sesuai dengan berbagai ajaran terkandung dalam agama Islam.
"Kita tidak melihat akibatnya di masa depan, kita hanya ingat kejadian-kejadian buruk yang terjadi setelah merayakan tahun baru, seperti pertengkaran atau bahkan kematian," ucapnya.
Sebagai pendakwah, Buya Yahya menekankan umat Muslim harus selalu menerapkan momen perayaan dalam kalender Hijriah yang telah ditetapkan sebagai penghitungan hari dalam agama Islam.
"Kalau masalah hari, kita pakai hari tanggal mereka, tetapi seharusnya kita membiasakan diri dengan tahun Hijriah," tegasnya.
"Ibadah dalam Islam berkaitan dengan tahun Hijriah, bukan tahun Masehi," sambung dia lagi.
Ia menyindir bagi orang mukmin tetap memaksakan kehendaknya merayakan Tahun Baru Masehi telah tergolong yang melupakan Tahun Baru Hijriah.
Load more