Kedua, ciptaan-ciptaan Allah adalah teratur, memiliki tujuan, dan fungsi sebagaimana firman Allah: “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran” (QS. Al-Hijr: 19).
Ketiga, semua ciptaan Allah diaktualisasikan untuk menyembah dan menaati-Nya sebagaimana firman Allah: “Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia?” (QS. Al-Hajj: 18).
Keempat, semua makhluk diciptakan oleh Allah dari elemen yang sama yaitu, air, sebagaimana firman Allah: “Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air” (QS. An-Nur: 45).
Kelima, semua kesatuan ciptaan Allah dapat dikategorikan sebagai sebuah struktur sosial sebagaimana firman Allah: “Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu” (QS. Al-An'am: 38).
Oleh karena itu, manusia dan alam semesta mencerminkan kekerabatan sebagai sama-sama ciptaan Allah. Konsekuensinya, manusia harus mempunyai rasa menghormati terhadap alam. Rasa menghormati tersebut dapat diaktualisasikan dalam bentuk kontribusi untuk menjaga alam semesta. Jadi, kewajiban manusia untuk menjaga alam semesta harus dipahami sebagai tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi dan rasa saling menghormati sesama makhluk ciptaan Allah.
(Penulis: Asep Sandi Ruswanda, Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Load more