Jakarta, tvOnenews.com--Shalat tahajud merupakan salah satu ibadah sunnah sangat dianjurkan dalam Islam. Ustaz Adi Hidayat pun juga menyampaikan kalau keistimewaannya tidak dapat ditemukan shalat lainnya.
Salah satu keistimewaannya disampaikan Ustaz Adi Hidayat (UAH) yang mampu percepat doa dikabulkan.
Lantas, berapa rakaat afdholnya?. simak penjelasan berikutnya.
Faktanya jumlah rakaatnya tidak dibatasi, namun setiap 2 rakaat ditutup dengan salam. Namun, berapa jumlah rakaat yang dicontohkan nabi Muhammad SAW?.
Dikutip dari ceramah di YouTube Adi Hidayat Official, Kamis (2/1/2025). Ia menjelaskan benar jumlah rakaat tahajud bisa disesuaikan kemampuan seseorang.
Dalam praktiknya, tahajud dilaksanakan setelah tidur. Sehingga disebut shalat malam yang disesuaikan kebutuhan atau kemampuan.
Tahajud tergolong ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, karena memiliki banyak keistimewaan, mulai dari diangkat derajat hidup, permudah rezeki atau karirnya, apabila seseorang dalam pekerjaan susah, atau ada masalah akan diberi jalan keluar yang mudah.
Sebagaimana disampaikan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 79:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."
"Teman-teman sekalian nabi Muhammad SAW pernah tunaikan 4 atau 7 ataupun 11 rakaat sampai 13 rakaat. Dan dari sini anda harus melihat, keutamaan dari berbagai banyaknya jumlah rakaat dalam tahajud," kata Ustaz Adi Hidayat.
"Tergantung pada keadaan dan kemampuan kita, kadang-kadang kita mampu 11 rakaat tapi Nabi Muhammad SAW pernah 13 rakaat," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan kaidah shalat tahajud, memang tidak memiliki batas jumlah rakaat.
Lebih lanjut, dijelaskan kalau tahajud, Ustaz Adi sebut kalau jumlah rakaat tahajud lebih afdhol bersama witir.
"Nabi pernah menyampaikan dalam hadis riwayat al Bukhari nomor 460. Dalil rakaat tak terbatas dalam kurung ditunaikan dengan dua rakaat dan 1 witir," terangnya.
Sebagai tambahan informasi, untuk lafal niat dan doa shalat tahajud sebagaimana berikut:
Awalnya, mengucapkan niat shalat Tahajud:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku menyengaja shalat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Dalam hati bersamaan dengan takbîratul ihrâm, dan seterusnya sebagaimana pelaksanaan shalat pada umumnya sampai salam setelah dua rakaat.
Tidak lupa mengakhiri shalat tahajud dengan membaca doa. Ini yang dipanjatkan Rasulullah, berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim sebagaimana berikut:
اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
"Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” (klw)
Waallahualam
Load more