tvOnenews.com - KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memiliki kisah lucu yang unik saat bersama rombongan jemaah haji asal Nahdlatul Ulama (NU).
Kisah humor dari jemaah haji asal NU ini menunjukkan tidak selalu membahas Gus Dur sebagai sosok yang serius dengan kecerdasan tingginya, namun sang ulama juga mempunyai sisi lucunya.
Gus Dur merupakan sosok salah satu ulama yang keilmuannya di luar batas. Bahkan pernah menjadi Wakil Presiden ke-4 Republik Indonesia (RI).
Gus Dur berhasil memikat hati banyak orang atas kecerdasan sekaligus dianggap kewaliannya menyumbangkan pemikiran berkesan kepada seluruh kalangan.
Gus Dur menjadi salah satu tokoh agama Islam sekaligus pernah sebagai pemimpin dalam organisasi Islam NU.
Perihal ilmu agama, Gus Dur telah menguasai berbagai keahlian berbasis agama. Apalagi, pernah menjadi pengajar kitab kuning yang butuh pemahaman tingkat tinggi.
Kehadiran Gus Dur menunjukkan perkembangan pada bidang pemikiran Islam semakin meningkat pesat di Indonesia.
Sebagai sosok menekankan pentingnya toleransi dan keberagaman, Gus Dur berhasil menyabet orang yang dianggap menjadi Bapak Pluralisme.
Bahwasanya masih banyak karomah dari Gus Dur yang sulit dicerna oleh pemikiran karena dianggap seperti tidak masuk akal.
Namun begitu, pemikiran luar biasanya tidak melepaskan bahwa Gus Dur juga sosok yang kerap kali berguyon dan memperlihatkan humorisnya.
Sebab, Gus Dur pada semasa kecilnya menjadi sosok bocah bandel yang selalu hiperaktif. Ini menjadi kelebihannya untuk menunjukkan kelucuan di setiap aktivitasnya.
Dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube SAHABAT SANTRI, Jumat (3/1/2025), Gus Dur mengungkapkan langsung terdapat kisah lucu yang terjadi di Arab Saudi.
Pada suatu kisah, Gus Dur menceritakan bahwa dirinya tengah bersama para jemaah haji Indonesia.
Jemaah haji Indonesia bersama Gus Dur didominasi berasal dari rombongan keluarga besar NU asal Tegal.
Saat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, Gus Dur dan rombongan jemaah asal Tegal tiba-tiba langsung mendapat bantuan dari para kuli.
Para kuli tersebut rata-rata berasal dari Yaman saling berebutan untuk memberikan bantuan mengangkut barang-barang rombongan jemaah dan Gus Dur.
Gus Dur memahami mereka niat mengangkut barang rombongan untuk memberatkan para jemaah haji yang baru tiba di bandara.
Uniknya, mereka yang sedang berebutan mengangkut barang tiba-tiba terjadi percekcokan akibat kesalahan persepsi satu sama lain.
Kuli asal Yaman kebetulan juga menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa utama untuk komunikasi kepada rekannya.
Meski demikian, jemaah haji asal Tegal yang mendengar merasa penasaran dan langsung membentuk kerumunan melihat percekcokan tersebut.
Jemaah asal Tegal didominasi tidak semuanya mengerti bahasa Arab. Akibat adanya perbedaan bahasa membuat mereka menganggap dua kuli Yaman sedang berdoa.
"Aamiin, aamiin, aamiin," ucap rombongan jemaah haji asal Tegal.
Gus Dur merasa heran mengapa rombongan jemaah berkerumun dengan semangat saat baru tiba di bandara.
"Lho kenapa Anda berkerumun di sini?," tanya Gus Dur kepada para jemaah.
"Sudah tahu itu orang sedang berebut barang bawaan dan bahkan bertengkar!," sambung dia.
Salah satu jemaah NU asal Tegal berasumsi pertengkaran itu diartikan sedang menyampaikan doa karena sedang bantu mengangkat barang-barang mereka.
"Mereka terlihat fasih berdoa, apalagi mereka menggunakan sorban, pasti mereka semua adalah orang alim. Makanya kami ikut amini saja doa-doa mereka, Gus," tandasnya.
Sang Presiden ke-4 RI itu langsung tertawa karena tidak semua orang Yaman menggunakan bahasa Arab sedang melantunkan doa.
Dalam kisah ini memunculkan hikmah bahwa setiap umat Muslim minimal harus mempelajari bahasa Arab guna terhindar dari kesalahan persepsi dan memudahkan komunikasi saat di Tanah Suci.
(hap)
Load more