tvOnenews.com - Pendakwah Ustaz Adi Hidayat menyarankan saat doa setelah shalat Tahajud mengamalkan satu ayat dalam Surat Al Isra.
Perihal ayat Al Isra ini, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyatakan sebagai penyebab Allah SWT mengabulkan doa yang dilantunkan selepas shalat Tahajud.
UAH beranggapan orang mukmin yang menangis tersedu-sedu melalui doa pada waktu shalat Tahajud tidak selalu diterima oleh Allah SWT.
"Barang kali mohon maaf ya kita termasuk golongan yang mungkin tidak sekadar ditunda dengan panjang tapi bisa juga ditolak doanya," ungkap UAH dalam suatu ceramah dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube Mentari Senja TV, Sabtu (4/1/2025).
Shalat Tahajud menjadi salah satu ibadah bersifat sunnah sebagai kebiasaan Nabi Muhammad SAW di setiap sepertiga malam.
Waktu pelaksanaan shalat Tahajud berlangsung dari pertengahan malam sampai muadzin menggetarkan suara adzan Subuh.
Shalat Tahajud bisa membuat derajat yang mengamalkannya ditinggikan tercantum dalam Surat Al Isra Ayat 79, Allah SWT berfirman:
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah shalat Tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al Isra, 17:79)
Waktu Tahajud sangat berfungsi bagi orang mukmin mendentumkan doa. Bahwasanya Allah SWT turun ke bumi pada sepertiga malam untuk mencatat pahala amalan hamba-hamba-Nya.
Anjuran memperbanyak doa pada sepertiga malam telah dijelaskan dalam hadis riwayat, Rasulullah SAW bersabda:
"Pada tiap malam, Tuhan kamu turun (ke langit dunia) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Dia berfirman, "Barang siapa yang menyeru-Ku, akan ku perkenankan seruannya. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaannya. Dan barangsiapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia." (HR. Bukhari & Muslim)
Dalam hadis riwayat ini mengandung tafsir setiap doa meminta hajat apa pun langsung dikabulkan oleh Allah SWT.
Namun, UAH telah mendengar tidak selamanya hajat terkabulkan akibat masuk golongan yang dipastikan getaran doanya sama sekali tak didengar oleh Allah SWT.
"Siapa mereka? Bagaimana supaya kita semua menghindarinya?," tanya UAH kepada para hadirin di depannya.
Sebagai pendakwah, Direktur Quantum Akhyar Institute itu tidak menginginkan umat Muslim terkhusus jemaahnya masuk dalam golongan tersebut.
"Sekarang mari kita lihat dan kita evaluasi dan kemudian kita berhenti di titik ini," tegas dia.
Pendakwah tinggal di Bekasi ini menjelaskan alasannya doa sangat sulit diijabah karena di dalam diri masih mengandung hal bersifat haram.
UAH menyebutkan ada benda atau barang yang masih tersimpan di dalam rumah. Bahkan sampai melekat pada diri sendiri.
Barang haram biasa menjadi benda koleksian di dalam rumah, antara lain patung, gambar atau lukisan, uang hasil riba.
Kemudian, bejana berwarna perak atau emas telah menjadi larangan dalam agama Islam, dan benda-benda lain yang memiliki ciri-ciri haram.
Menurutnya, kehadiran benda-benda tersebut sangat melemahkan keimanan. Meskipun orang tersebut telah rutin berdoa setiap setelah Tahajud.
"Bahwasanya doa sangat suci akan berlabuh di tempat yang suci, Allah yang Maha Suci tidak akan menerima doa itu yang berasal dari yang tidak suci," terangnya.
Pendakwah karismatik sekaligus pengurus di PP Muhammadiyah itu menganjurkan satu ayat Surat Al Isra ini digetarkan dalam doa di sepertiga malam.
Tafsir ayat ini, kata UAH, mengandung agar tetap menjaga kesucian dan menjauhi hal-hal yang bersifat musyrik.
Lantas, apa satu ayat menjadi doa setelah shalat Tahajud? UAH menganjurkan Surat Al Isra Ayat 110 dibaca, karena sesuai sunnah Rasulullah SAW.
"Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman dalam hal berdoa seperti perintah-Nya kepada para Rasul yang diutus," tukasnya.
قُلِ ادْعُوا اللّٰهَ اَوِ ادْعُوا الرَّحْمٰنَۗ اَيًّا مَّا تَدْعُوْا فَلَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلًا
Bacaan Latin: Qulid‘ullaaha awid‘ur-rahmaan(a), ayyam maa tad‘uu fa lahul-asmaa'ul-husnaa, wa laa tajhar bisalaatika wa laa tukhaafit bihaa wabtagi baina zaalika sabiilaa(n).
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), "Serulah ‘Allah’ atau serulah 'Ar-Rahman'! Nama mana saja yang kamu seru, (maka itu baik) karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmaul Husna). Janganlah engkau mengeraskan (bacaan) shalatmu dan janganlah (pula) merendahkannya. Usahakan jalan (tengah) di antara (kedua)-nya!" (QS. Al Isra, 17:110)
(hap)
Load more