Felix selalu menanamkan tiga pertanyaan yang selau terngiang-ngiang dalam pikirannya terkait kehidupan berkalimat "Dari mana asal kehidupan ini? Untuk apa adanya kehidupan ini? Akan seperti apa akhir daripada kehidupan ini?".
Felix yang pernah mempercayai ateis mengutarakan selalu gagal menjawab keinginannya seputar spiritual dan religius.
Ia juga menyebutkan tiga pertanyaan ini tetap membuatnya penasaran tentang kehadiran tuhan.
Ia rela mempelajari alkitab, meskipun tiga pertanyaan ini tak kunjung terjawab dan sulit mendapatkan kebenarannya.
Tindakannya untuk menyampaikan tujuan bahwa Felix tidak sebagai seorang ateis karena masih bersikeras mencari kebenaran pada agama.
"Saya mengambil kesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya seiring berjalannya waktu. Saya menganggap semua agama sama, tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah," kata Ustaz Felix Siauw dikutip dari laman resmi MUI DKI Jakarta, Senin.
"Saya juga berpandangan bahwa Tuhan laksana matahari, dimana para nabi dengan agamanya masing-masing adalah bulan yang memantulkan cahaya matahari, dan pemantulan itu tidak ada yang sempurna, sehingga agama pun tidak ada yang sempurna tanpa sadar waktu itu saya masuk kedalam ideologi sekular," lanjutnya menjelaskan.
Setelah lima tahun berusaha mencari kebenaran lewat agama, Felix mendapatkan pandangan yang mulai membuka batinnya saat menemukan adanya teori rahasia disampaikan oleh agama Islam.
Ia berupaya menjadi pluralisme dan sikretis karena menganggap seluruh agama tidak ada yang berbeda sejak mendapatkan teori kesamaan dalam beragama.
Load more