Jakarta, tvOnenews.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan menyoroti wacana pendidikan akan diberhentikan sementara adanya program libur sekolah di bulan Ramadhan.
Amirsyah mengatakan pendidikan harus berjalan dan tidak ada istilah libur sekolah selama bulan Ramadhan. Hal ini mebuat peran orang tua dan guru diperhatikan agar tak rugi.
"Pada prinsipnya pendidikan itu semua harus bertanggung jawab, orang tua termasuk guru sekolah, jadi tidak ada istilah libur dalam arti loss. Karena kalau libur dalam arti loss akan merepotkan orang tua," ungkap Sekjen MUI Amirsyah di Jakarta, Selasa (7/1/2025).
Ia menerangkan bahwa libur sekolah akan digunakan dengan aktifitas yang tidak mengandung manfaat. Tujuan ini rentan menimbulkan kekeliruan dan membebani orang tua.
Menurutnya, kegiatan edukasi terhadap anak-anak melalui pendidikan sangat sekolah sangat penting. Itu berguna orang tua yang bekerja tidak sia-sia.
Ia mengatakan Ramdhan sebagai waktu terbaik mengenyam pendidikan yang memperkaya nilai-nilai spiritual, seperti penekanan pelajaran agama, program pesantren kilat, dan lain-lain.
"Oleh karena itu, saya mengusulkan agar dicari solusi terhadap pendidikan yang menyenangkan di waktu Ramadhan. Misalnya, pendidikan dalam bentuk pesantren kilat Ramadhan," terangnya.
Sekjen MUI itu sebenarnya tidak mempermasalahkan apabila ada rencana libur sekolah. Namun, harus disertakan solusi agar tak membuang waktu selama bulan Ramadhan.
"Jadi kalau libur loss begitu, bagaimana mengasuh anak-anak sebulan sementara orang tua bekerja. Kalau libur formal mungkin iya, tetapi harus dicari solusi pendidikan keagamaan, penguatan nilai-bilai spiritual dan moral," jelasnya.
Amirsyah berpendapat pembinaan akhlak dan karakter bangsa sangat perlu ditingkatkan pada waktu Ramadhan.
"Menurut saya ini momentum pendidikan untuk perbaikan akhlak bangsa, baik untuk anak-anak maupun bagi penyelenggara negara. Yang saat ini sangat memprihatinkan seperti korupsi," tandasnya.
(ant/hap)
Load more