tvOnenews.com - Almarhum KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen pernah menguraikan persoalan makna dalam tahiyat shalat.
Menurut Mbah Moen, setiap getaran doa yang terlantun dalam tahiyat akhir langsung diijabah oleh Allah SWT sebagai efek besar dari keutamaan shalat.
"Jadi amal kita itu dinaikkan," ungkap Mbah Moen dalam suatu ceramahnya dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube Ziip Production, Senin (13/1/2025).
Secara umum, tahiyat merupakan salah satu rukun shalat yang tidak boleh ditinggalkan umat Muslim saat menyembah kepada Allah SWT.
Tahiyat dalam shalat memiliki dua bagian, yakni tahiyat awal dan akhir karena menjadi bagian gerakan dalam shalat mengandung doa di dalamnya.
Setiap lantunan doa yang bergetar langsung didengar oleh Allah SWT. Meskipun harus mengerjakan tahiyat sesuai dengan urutannya.
Tahiyat awal dan akhir memiliki sedikit perbedaan dalam bacaan doanya, hanya saja tahiyat akhir memiliki tambahan di kalimat doanya.
Dalam hadis riwayat menyebutkan cara duduk tahiyat akhir yang dilakukan Rasulullah SAW dari Muhammad bin Amr bin Atha, seperti ini bunyinya:
"Bahwa ketika ia duduk bersama beberapa orang sahabat Nabi saw, ia menceritakan cara shalat Nabi saw, kemudian berkatalah Abu Hamid AS: Saya melihatnya ketika bertakbir beliau menjadikan (mengangkat) kedua tangannya setentang dengan bahunya, dan apabila ruku, beliau meletakkan kedua tangannya dengan kuat pada lututnya serta membungkukkan punggungnya, apabila mengangkat kepala beliau meluruskan (badannya) sehingga semua tulang-tulang kembali pada tempatnya."
Perbedaan mengacu pada bacaan yang terletak pada tahiyat awal hanya sampai menyebut Nabi Muhammad SAW. Ada pun tahiyat akhir menggetarkan doa untuk Nabi Ibrahim AS.
Sebagai ulama besar, Mbah Moen tidak menginginkan umat Muslim khususnya para jemaah tak mengetahui makna dalam tahiyat shalat.
Mbah Moen menyebutkan keistimewaan terbesar di setiap gerakan tahiyat shalat memunculkan makna yang tidak biasa.
Tokoh sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) itu mengatakan bahwa umat Muslim seakan-akan terbang menuju langit saat mengerjakan tahiyat.
"Tahiyat itu untuk kita naik ke langit," terang Mbah Moen.
Mengapa umat Muslim yang shalat bisa terhubung ke langit? Mbah Moen menyatakan ini berhubungan dengan kisah peristiwa Isra Miraj.
Bahwasanya Nabi Muhammad SAW menuju Sidratul Muntaha untuk memenuhi panggilan dari Allah SWT melalui peristiwa Isra Miraj.
Nabi Muhammad SAW mendapat tugas dari Allah SWT agar umatnya mengerjakan shalat lima waktu.
"Naiknya Rasulullah SAW ke langit," tegasnya.
Guru kesayangannya Gus Baha itu menegaskan tahiyat akhir sebagai momentum terbaik bagi yang ingin dirinya merasa dekat kepapda Allah SWT saat fikirannya terbang ke langit.
"Kapan kita ke langit? Saat kita tahiyat," tandasnya.
(hap)
Load more