Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar melakukan diskusi dengan Menteri Haji dan Umrah (Menhaj) Tawfiq F Al Rabiah dalam kunjungannya ke Arab Saudi.
Dalam pertemuan dua menteri yang berlangsung di Jeddah (12/1/2025) itu setidaknya ada tiga hal yang menjadi topik pembahasan.
Berikut tiga pembahasan haji antara Menag RI dan Menhaj Arab Saudi.
Sebagai informasi, jumlah Petugas Haji 2024 adalah 4.421 orang. Sementara pada musim haji 2025, kuota petugas haji yang diberikan Arab Saudi sebesar 2.210.
Maka hal pertama yang dibahas oleh Menag dan Menhaj Arab adalah mengenai penambahan petugas haji.
Menag menjelaskan kepada Menhaj bahwa, jemaah Indonesiaa menunggu sangat lama untuk bisa beribadah haji.
Oleh Karenanya, banyak diantara mereka yang ketika berangkat sudah lanjut usia (lansia).
Sementara berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada Ditjen PHU, jemaah lansia dengan usia 65 tahun ke atas yang berhak melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 (sesuai urutan no porsi), jumlahnya lebih dari 42 ribu.
Selain itu, masih berdasarkan data Siskohat, ada sekitar 10 ribu kuota prioritas yang juga dialokasikan bagi jemaah lansia pada musim haji tahun ini.
Dari jumlah tersebut, ada sebagian dari jemaah lansia, yang punya keterbatasan.
Maka untuk keberhasilan mereka dalam berhaji, haruslah ada pendamping. Namun di satu sisi, kuota petugas haji Indonesia 2025 hanya 2.210.
"Kalau kita hanya punya jumlah petugas seperti sekarang, satu pesawat rencananya hanya didampingi tiga petugas kloter (kelompok terbang),” tandas Menag.
“Bagaimana mungkin 400 orang atau 300 lebih, hanya dibimbing oleh tiga orang," sambung Menag.
Kemudian kata Menag, belum lagi dalam Islam ada pembagian gendernya laki-laki dan perempuan.
“Kan ga mungkin laki-laki melayani perempuan. Jadi harus ada. Ini poinnya yang laki-laki dan perempuan harus kita hitung kembali," tandasnya.
Kemudian, terkait info pembatasan usia 90 tahun ke atas, Menag berharap yang dijadikan patokan bukan usia, tapi syarat istithaah.
Hal ini karena berdasarkan pengalaman, banyak juga jemaah dengan usia 90 tahun ke atas tapi saat pelaksaan haji kondisi fisiknya sehat dan mampu beraktivitas.
Kemudian hal kedua yang jadi bahasan Menag dan Menhaj dalam diskusi di Arab Saudi itu adalah mengenai biaya masuk ke Masyair atau Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina).
Ketentuan biaya masuk Masyair ini dikabarkan mulai diberlakukan Saudi pada musim haji 1446 H/2025 M ini.
"Kami sampaikan itu kalau bisa kita free of Charge seperti tahun lalu," ungkap Menag.
Hal ketiga yang menjadi topik diskusi Menag dan Menhaj Arab kemudian tentang Tanazul.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, salah satu terobosan Kemenag dalam penyelenggaraan haji 2025 adalah skema Tanazul, dimana jemaah tidak mabit di Mina namun akan kembali ke hotel.
Menag menjelaskan, skema Tanazul adalah memberi kesempatan kepada jemaah yang tinggal di sekitar Jamarat, untuk kembali ke hotelnya (tidak menempati tenda di Mina), saat fase Mabit.
Skema Tanazul ini tak lain bertujuan untuk mengurangi kepadatan di Mina dan skema ini sudah dibahas berdasarkan unsur fiqihnya.
"Skema ini akan mengurangi kepadatan di Mina. Jumlah jemaah haji Indonesia sangat banyak dan skema ini dirasa akan berpengaruh dalam mengurangi kepadatan," jelas Menag Nasaruddin.
Kemudian Menag menambahkan, banyak negara yang menilai manajemen penyelenggaraan haji Indonesia sangat baik. Oleh karenanya, banyak negara yang datang untuk belajar bagaimana memanage haji di Indonesia.
Selain bertemu Menteri Haji dan Umrah, dalam kunjungannya ke Arab Saudi, Menag dan rombongan juga berjumpa beberapa stakeholder penyedia layanan haji.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi karena telah merancang program perhajian dengan sangat baik,” ucap Menag.
“Saya kira ini juga menjadi obsesi pemerintah Indonesia agar penyelenggaraan haji tahun ini lebih baik dari sebelumnya," lanjut Menag.
Itulah tiga hal yang poin diskusi yang disampaikan Menag usai memimpin rapat di Kantor Urusan Haji (KUH) pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah.
Dalam rapat itu hadir, Ketua Komisi VIII Marwan Dasopang beserta jajaran, Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Mochammad Irfan Yusuf, Wakil Kepala BP Haji Dahnil Anhar Simanjuntak, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Muchlis M Hanafi, Konjen RI di Jeddah Yusron Ambary, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam. (put)
Load more