tvOnenews.com - Pendakwah karismatik Buya Yahya mengingatkan kepada jemaahnya saat proses doa qunut dalam pelaksanaan shalat Subuh.
Ada gerakan tambahan setelah doa qunut saat mengerjakan shalat Subuh, kata Buya Yahya, itu mempengaruhi pada syarat sah dan rukunnya.
Menurut Buya Yahya, gerakan-gerakan ini agar dihindari dalam shalat Subuh. Khususnya setelah membaca amalan doa qunut.
"Karena dalam shalat hendaknya kita selalu menghindari banyak gerakan-gerakan yang enggak ada hubungannya dengan shalat," ungkap Buya Yahya dalam suatu ceramahnya dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Kamis (16/1/2025).
Secara umum, doa qunut memasuki bagian amalan khusus yang kerap kali dibaca oleh umat Muslim di setiap pelaksanaan shalat Subuh dan Witir.
Hukum doa qunut adalah sunnah, boleh dikerjakan dan tidak dilakukan tak masalah. Namun, umat Muslim harus membaca amalan ini sambil berdiri tegak setelah i'tidal.
Bahawasanya doa qunut merupakan amalan meminta permohonan agar selalu dilindungi, memperoleh petunjuk dan ampunan dari Allah SWT.
Doa qunut berguna amalan meminta hajat agar hidup sejahtera dan ke arah lebih baik, serta keselamatan dalam peperangan.
Meski demikian, doa qunut mempunyai beberapa keutamaan dahsyat tidak boleh melupakan hal-hal sesuai aturan dalam shalat.
Ada syarat sah dan rukunnya menjadi faktor terpenting agar ibadah shalat baik Subuh maupun Witir tetap sah.
Dalam pembahasan ini, Buya Yahya menyoroti terkait kebiasaan yang sulit ditinggalkan setelah doa qunut kerap kali mengusap wajah.
Buya Yahya memahami gerakan mengusap wajah ini sebagai tanda mengucap "amin" selepas doa qunut.
Kalimat amin ini seraya memberikan pemaknaan agar hajat dikabulkan oleh Allah SWT.
Sebagai pendakwah, Buya Yahya tidak menginginkan pahala shalat Subuh seorang mukmin hanya bersifat makruh dan sedikit didapatkan mereka.
Shalat Subuh rentan batal akibat adanya pengusapan wajah selepas doa qunut, merupakan aspek paling penting agar mengurangi kebiasaan tersebut.
"Kecuali waktu doa qunut Anda tidak usah mengusap wajah Anda dengan tangan Anda," kata dia.
Mengapa Buya Yahya tidak menyarankan setelah doa qunut shalat Subuh melakukan gerakan mengusap wajah?
Ia merincikan gerakan pengusapan wajah tersebut tidak menjadi bagian dalam syarat dan rukun shalat.
Ia mengingatkan seorang mukmin rentan melakukan gerakan tambahan di luar rukunnya, disebabkan adanya pengusapan wajah saat melantunkan "amin".
"Karena dalam shalat hendaknya kita selalu menghindari banyak gerakan-gerakan yang enggak ada hubungannya dengan shalat," tuturnya.
Soal hukumnya, menurut pengasuh LPD Al Bahjah itu, shalat Subuh bersifat makruh dan pahalanya yang didapatkan tidak sempurna.
Bahwasanya orang mukmin tidak boleh melakukan gerakan, selain termaktub dalam shalat.
Ia memahami betul tantangan terbesar dalam shalat akan mengalami banyak gangguan, antara lain kondisi mata mengantuk, menahan batuk dengan tangan, garuk-garuk wajah atau kepala.
"Enggak usah diusap wajahnya, kalau mengusapnya adalah makruh karena khawatir terjadi gerakan tiga gerakan," paparnya.
Proses mengusap wajah juga rentan menyebabkan shalat Subuh ditolak. Apalagi, berspekulasi keutamaan salam selepas doa qunut sangat dahsyat.
"Sebab kalau tangan ini dua (kedua tangan) nanti tambah kepala, bisa batal shalatnya," ucapnya.
Buya Yahya membicarakan pengusapan wajah rentan memakruhkan pahala shalat Subuh untuk sekadar ilmu pengetahuan agar tidak mengulanginya lagi.
"Cuma kita tidak perlu, jangan terlalu menakut-nakuti orang juga, dikit-dikit batal, justru kita beritahu itu ilmunya," tandasnya.
(hap)
Load more