tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat menyarankan dalam suatu ceramahnya, dua jenis shalat sunnah ini sebagai pengganti Tahajud.
Sebab, shalat Tahajud, kata Ustaz Adi Hidayat (UAH), sebagai ibadah sunnah tantangan bagi umat Muslim meningkatkan keimanan setelah bangun tidur. Terutama melaksanakan pada jam 3 pagi.
UAH berbagi cara ampuh agar iman dan pahala semakin meningkat melalui dua jenis shalat sunnah dalam kondisi sebelum tidur saat tidak kuat Tahajud.
"Terbentang tapi tidak didahului dengan tidur," ungkap UAH dalam suatu ceramah dikutip dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Senin (20/1/2025).
Tahajud telah mendapat posisi shalat sunnah paling mustajab menggetarkan ribuan keutamaan. Apalagi pelaksanaannya berlangsung dari tengah malam hingga sebelum waktu Subuh.
Shalat Tahajud meningkatkan posisi derajat yang mengamalkan sebagai keistimewaan terbaiknya telah dijelaskan dari Surat Al Isra Ayat 79, Allah SWT berfirman:
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah shalat Tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al Isra, 17:79)
Namun, kebanyakan kasus mengacu pada umat Muslim saat punya niat Tahajud sangat sulit bangun tidur. Apalagi bagi yang tidak ingin mengerjakannya sama sekali.
Tantangan bangun tidur di tengah malam sulit dilakukan oleh umat Muslim, sehingga Tahajud tidak dikerjakan dan membuang kesempatan waktu istimewanya.
Sebagai pendakwah karismatik, UAH mengatakan bahwa dua shalat sunnah yang dimaksud masih tergabung dalam ibadah Qiyamul Lail.
Tahajud kebetulan menjadi bagian shalat Qiyamul Lail karena waktu pelaksanaannya pada pertengahan malam.
Shalat Qiyamul Lail mempunyai waktu pelaksanaan berlangsung setelah shalat Isya sampai menjelang terbitnya fajar shadiq.
Artinya, UAH menyarankan sebelum istirahat pada malam hari telah mulai mengerjakan shalat Qiyamul Lail.
"Jenis pertama yang dikerjakan tanpa tidur dulu umumnya," kata dia.
Diriektur Quantum Akhyar Institute juga enggan menghalangi bagi yang ingin tidur cepat hanya demi melaksanakan shalat Qiyamul Lail. Namun, alangkah baiknya menahan jadwal istirahatnya untuk menambah pahala besar.
"Ini yang secara umum disebut dengan Qiyamul Lail secara umum," tuturnya.
Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu berharap shalat sunnah malam sebagai kegiatan ibadah rutin, karena mustajab cepat mengabulkan segala hajat.
Hajat apa pun selama mengandung kebaikan dan positif akan langsung dikabulkan oleh Allah SWT, mengingat sepertiga malam sangat istimewa untuk ibadah dan doa.
Keutamaan menjadi buruan bagi umat Muslim dalam shalat sunnah malam ini, biasanya ingin mengejar aliran rezeki yang bisa diguyur seluas samudera.
"Kesulitan bangun menunaikan Tahajud contohnya, maka Anda bisa ambil alternatif yang pertama," jelasnya.
Pendakwah tinggal di Bekasi ini mengingatkan waktu terbaik pengamalan Qiyamul Lail ketika selesai shalat Fardhu terakhir dalam sehari, yakni Isya.
"Setelah shalat Isya, Anda shalat sunnah ba'diyah setelah itu tunaikan shalat malam yang ini," saran dia.
Ia kemudian menyinggung jumlah rakaat Qiyamul Lail bisa mengerjakan minimalnya, yakni 2-4 rakaat. Anjuran ini guna tetap menerapkan sunnah dari Rasulullah SAW.
Merujuk dalam beberapa hadis riwayat, menjelaskan porsi kemampuan tubuh menjadi kebiasaan Rasulullah SAW saat mengerjakan Qiyamul Lail.
"Ya jadi ini yang dimaksudkan shalat yang Anda tunaikan shalat malam, yang jenisnya dilakukan sebelum Anda tidur," terangnya.
Ia memahami aktivitas seharian penuh penyebab terbesar tubuh sangat lelah dan tidur pulas, sehingga tidak bisa bangun di sepertiga malam khususnya jam 3 pagi.
"Kondisi kedua, bisa jadi Anda dalam keadaan memang sedang begadang misalnya, karena kondisi tugas tertentu," ucapnya.
"Ada pun contoh lainnya alami keadaan sedang ada shift kerja yang membuat Anda belum tidur mengerjakan sesuatu," tambah dia menjelaskan.
Jam 12 malam saat hari berganti menjadi waktu minimal melaksanakan shalat sunnah tersebut, apabila bekerja kebagian shift malam.
"Sampai rumah bisa jam setengah dua belas, saya ingin shalat Isya sudah, saya pengen shalat sebelum tidur. Oleh karena itu, shalat Anda disebut dengan Qiyamul Lail," bebernya.
Kemudian, UAH tetap menganjurkan agar segera mengisi Tahajud, mengingatkan istimewanya telah dibuktikan dan sangat dahsyat.
Ia menginformasikan Tahajud yang istimewa terletak pada waktu Sahar di mana momen ini jatuh pada 30-45 menit menjelang adzan Subuh.
Seorang mukmin bisa menyempatkan istirahat dahulu selepas Qiyamul Lail agar sangat mudah bangun tidur sebelum 30-45 menit muadzin mengumandangkan adzan tanda waktu Subuh tiba.
"Waktu Sahar ini waktu terbaik untuk istighfar dan berdoa," tegasnya.
"Sunnah pertama Tahajud, lakukan sunnah kedua, yakni istighfar kemudian doa," lanjut dia menambahkan.
UAH tetap bersikeras bahwa kemampuan fisik sebagai acuan utama penentu melaksanakan Tahajud. Sebab, ia mengetahui daya tahan tubuh setiap manusia tidak sama.
"Setengah dua, setengah tiga, setengah empat mendekat kepada fajar," imbuhnya.
Cara terbaiknya, menurut UAH, tetap tidur rangka mengistirahatkan tubuh sebentar dan memulikan tenaga meski hanya sedikit.
"Nah, aktivitas yang ditunaikan setelah tidur dulu, tidur berbaring dalam bahasa Arab disebut dengan hajada," ucapnya.
Ada pun shalat sunnah terakhir, UAH menganjurkan Witir harus dikerjakan jika tidak kuat Tahajud pada tengah malam.
Ia menjelaskan ada dua pilihan hendak Witir. Opsi pertama, sebelum tidur. Opsi kedua setelah menuntaskan Tahajud.
"Dia bisa ditunaikan sebelum tidur. Makannya nanti ada orang Witir sebelum tidur," katanya.
UAH tidak ingin ribet karena dua pilihan waktu tersebut menjadi momentum pelaksanaan Witir, mengingatkan shalat sunnah ini sebagai penutup ibadahnya dalam sehari.
"Tapi ada juga orang Witir setelah dia menunaikan shalat (Tahajud), tidur, dari tidur shalat dia Witir, ada orang sebelum dia tidur sempatkan Witir," paparnya.
"Witir tidak terikat apakah mesti tidur dulu atau tidak tidur dulu. Boleh dikerjakan diawal malam, tengah malam, atau bahkan sampai dengan akhir ke malamnya," pungkasnya.
(put/hap)
Load more