tvOnenews.com - Bila suatu saat rindu dengan Rasulullah SAW, namun belum cukup untuk membayar haji, bolehkah melaksanakan umrah dahulu? Gus Baha berikan penjelasannya.
Seperti yang diketahui, ibadah haji menjadi salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan bagi umat muslim.
Akan tetapi, masyarakat Indonesia kerap mengalami masalah dengan biaya haji yang tinggi dan antrian yang panjang.
Bila merasa sangat merindukan Rasulullah, rasanya ingin sekali berangkat ke Tanah Suci untuk beribadah.
Sementara uang yang dikumpulkan belum cukup untuk biaya haji. Bolehkah pergi umrah terlebih dahulu?
Seperti apa penjelasan Gus Baha mengenai hal tersebut? Simak informasinya berikut ini.
Dilansir tvOnenews.com pada tayangan YouTube @JagaHatii, Gus Baha mengungkapkan dirinya kerap mendapat pertanyaan jamaah soal dahulukan umrah atau haji.
“Berkali-kali saya didebat kiai soal ini. Banyak yang tanya, ‘Gus, saya punya uang Rp25 juta. Kalau haji harus antri bertahun-tahun. Dalam fiqih kan tidak boleh umrah mendahului haji. Jadi bagaimana?” ungkap Gus Baha mengulang pertanyaan jamaah.
Kemudian, Gus Baha mengatakan terdapat perbedaan pendapat dalam menanggapi masalah tersebut.
Beberapa ulama menyebutkan bahwa ibadah yang wajib lebih diprioritaskan untuk dilakukan daripada ibadah sunnah.
Namun, Gus Baha memberikan sudut pandang yang berbeda.
Seorang jamaah bercerita bahwa dirinya telah berusia 50 tahun. Sementara ia khawatir bila menunggu antrian haji, dirinya takut tidak sempat.
“Gus, kalau saya menunggu antrian haji, saya takut keburu meninggal,” ujar jamaah tersebut.
Mendengar pernyataan jamaah itu, Gus Baha justru kembali bertanya. “Apakah kamu sudah sangat rindu dengan Kanjeng Nabi?”
“Iya, Gus. Saya kangen banget,” jawab jamaah itu dengan semangat.
Lalu, Gus Baha membolehkan jamaah tersebut untuk pergi umrah. “Yaudah kalau kangen banget, pergi umrah. Nanti aku yang tanggung jawab,”
Meski begitu, jamaah tersebut ragu dengan jawaban Gus Baha mengingat ajaran Islam yang dikatakan ulama lainnya agar mendahulukan ibadah wajib.
“Tapi, kata Kiai itu tidak boleh, karena umrah sunnah dan haji wajib,” kata jamaah.
Namun, dengan santai Gus Baha mengatakan bahwa kangen terhadap Rasulullah itu tidak ada hukumnya.
“Kangen itu tidak ada hukumnya. Kalau kangen ya berangkat (umrah). Tidak ada hukum khusus soal kangen. Membedakan sunnah dan wajib itu hanya berlaku kalau tidak ada rasa kangen,” jelas Gus Baha.
Dalam persoalan ini, Gus Baha melihat esensi dari perasaan cinta dan rindu seseorang terhadap Rasulullah.
Bila merasakan rindu kepada Nabi Muhammad SAW maka tidak ada alasan untuk segera berangkat ke Tanah Suci.
Gus Baha menegaskan bahwa Islam tidak memberatkan umatnya, maka penting bagi setiap orang untuk memahami agama untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Agama itu tidak kaku. Kalau kamu kangen sama Nabi, itu alasan yang kuat untuk bertemu melalui ibadah seperti umrah,” pungkasnya. (kmr)
Load more