Para pelaku maksiat mendapat motivasi dari mujaharah agar mereka tidak berhenti melakukan maksiat. Jiwanya kesulitan menghilangkan keburukan sesuatu yang selalu terbayang-bayang dalam diri.
Mereka memberikan madharat untuk orang lain apabila benar-benar melakukannya secara terbuka, mengarahkan kerugian untuk diri sendiri.
Ibadallah,
Hukuman mujaharah dipastikan memperoleh hukuman berat baik selama di dunia sebelum menghadapi akhirat nanti. Hadis riwayat dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu, seperti ini bunyinya:
"Aku adalah salah satu dari sepuluh keluarga muhajirin yang berada di tempat tinggal Rasulullah SAW. Beliau menghadap ke arah kami kemudian bersabda:
يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ، خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ، وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ
Artinya: "Wahai kaum Muhajirin, ada lima hal yang jika kalian diuji dengannya dan aku berlindung kepada Allah supaya kalian tidak menjumpainya."
Salah satu tindakan tidak bisa menjaga aib dan senang terhadap mujaharah saat terang-terangan bangga atas zina, seperti ini bunyinya:
لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا، إِلَّا فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا
Artinya: "Tidaklah nampak zina di suatu kaum pun, sehingga mereka melakukannya secara terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya."
Load more