Alissa menjelaskan, saat ini ada banyak persoalan-persoalan yang dihadapi keluarga secara langsung, misalnya, tingginya angka perceraian, meningkatnya kasus anak-anak yang melakukan bulliying dan lain sebagainya.
“Sekarang ini, angka kekerasan dalam keluarga naik. Bukan hanya, misalnya, dari bapak ke ibu, atau bapak ke anak, tapi juga anak ke ibu, anak ke kakek,” jelasnya.
Masalah keluarga lain yang menjadi perhatian PBNU kata Alissa adalah turunnya angka pernikahan yang diiringi naiknya angka nikah siri.
“Fakta lain, misalnya, saat ini angka perkawinan menurun dan (angka) nikah siri naik. Belum lagi masalah judi online. Ini akan kita bahas secara serius dalam kongres,” tandasnya.
Maka dari itu, dalam kongres ini, lanjut Alissa, PBNU mengundang pemerintah untuk bersama-sama melihat persoalan serta menemukan jalan keluar atas masalah-masalah tersebut.
Alissa berharap akan ada kolaborasi yang lebih jauh antara PBNU dengan pemerintah dalam mengatasi persoalan tersebut.
Alissa kemudian mengatakan, selama ini PBNU telah menjalin kerja sama intensif dalam melakukan kerja-kerja yang menyasar keluarga, seperti pencegahan stunting dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Agama (Kemenag).
Load more