Jakarta, tvOnenews.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama pada 31 Januari - 2 Februari 2025.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan peran keluarga dalam memberi kontribusi positif terhadap pada kehidupan sekitar baik dari aspek antarindividu dalam keluarga hingga pada lingkungan yang lebih luas, yakni lingkungan hidup.
Namun perbedaan dari kedua kegiatan tersebut adalah pada output dan strategi yang akan dilahirkan.
“Kalau Kongres Keluarga Maslahat sifatnya serius dan strategis,” ujar Ketua PBNU Alissa Wahid yang juga selaku pengarah kongres dalam konferensi pers yang digelar di gedung PBNU Jumat (24/1/2025).
Sementara Festival Keluarga Indonesia kata Alissa digelar untuk keluarga langsung,
“Makanya digelar di public space di sebuah mal,” ujarnya.
Alissa menjelaskan, saat ini ada banyak persoalan-persoalan yang dihadapi keluarga secara langsung, misalnya, tingginya angka perceraian, meningkatnya kasus anak-anak yang melakukan bulliying dan lain sebagainya.
“Sekarang ini, angka kekerasan dalam keluarga naik. Bukan hanya, misalnya, dari bapak ke ibu, atau bapak ke anak, tapi juga anak ke ibu, anak ke kakek,” jelasnya.
Masalah keluarga lain yang menjadi perhatian PBNU kata Alissa adalah turunnya angka pernikahan yang diiringi naiknya angka nikah siri.
“Fakta lain, misalnya, saat ini angka perkawinan menurun dan (angka) nikah siri naik. Belum lagi masalah judi online. Ini akan kita bahas secara serius dalam kongres,” tandasnya.
Maka dari itu, dalam kongres ini, lanjut Alissa, PBNU mengundang pemerintah untuk bersama-sama melihat persoalan serta menemukan jalan keluar atas masalah-masalah tersebut.
Alissa berharap akan ada kolaborasi yang lebih jauh antara PBNU dengan pemerintah dalam mengatasi persoalan tersebut.
Alissa kemudian mengatakan, selama ini PBNU telah menjalin kerja sama intensif dalam melakukan kerja-kerja yang menyasar keluarga, seperti pencegahan stunting dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Agama (Kemenag).
Dalam acara kongres keluarga bahkan PBNU akan mengundang Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof Pratikno karena kerja Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU) berkaitan erat dengan kementerian ini.
“Kami mengundang Menko PMK karena kerja-kerja kami sangat relate (terkait) dengan kementerian tersebut,” kata Alissa.
Kongres Keluarga Maslahat NU 2025 akan diikuti oleh 300 peserta yang merupakan pengurus PBNU, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia, anggota Satuan Tugas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (Satgasnas GKMNU), dan undangan kemitraan.
Hasil diskusi mendalam tersebut juga akan membahas strategis bagi keluarga Indonesia dalam membangun kehidupan yang maslahat dan Tangguh di era penuh tantangan ini yang dikelola secara komprehensif melalui Satuan Tugas Gerakan Nasional (Satgasnas) GKMNU atas mandat PBNU.
Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, kongres ini diharapkan menjadi platform penting untuk mewujudkan visi transformasi sosial melalui keluarga sebagai pilar utama bangsa. (put)
Load more