Tak Ditutupi-tutupi Lagi, Ustaz Abdul Somad Ungkap Lima Hikmah Isra Miraj: Bukan Cuma Perintah Shalat, Tapi…

tvOnenews.com - Peristiwa Isra Miraj adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Setidaknya ada lima hikmah yang diungkapkan oleh Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam salah satu ceramahnya.

Isra Miraj terjadi pada malam 27 Rajab dimana pada tahun ini bertepatan dengan Senin, 27 Januari 2025. Inilah perjalanan luar biasa Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.

Dari Masjidil Aqsa Rasulullah SAW naik ke Sidratul Muntaha untuk bertemu dengan Allah SWT dan menerima perintah shalat.

Semua kejadian luar biasa yang hanya terjadi dalam satu malam. Namun satu yang perlu diingat oleh setiap umat Islam, peristiwa Isra Miraj bukanlah sebuah kejadian biasa.

Akan tetapi Isra Miraj menjadi peristiwa penting yang memiliki hikmah luar biasa dan sangat penting bagi umat Islam saat ini.

Lalu apa saja hikmah dari peristiwa Isra Miraj? Berikut penjelasan Ustaz Abdul Somad, yang dirangkum oleh tim tvOnenews.com dari kanal YouTube Taman Surga Net.

Banyak Bertasbih

Hikmah pertama dari kisah Isra Miraj menurut Ustaz Abdul Somad adalah sebagai pengingat untuk selalu bertasbih.

"Kita musti banyak bertasbih, Subhanallah Walhamdulillah Walailahailallah, Wallahuakbar, walahaula walaquwata, illabillahil'aliladzim," ujar UAS.

Bertasbih ini bisa menjauhkan diri dari maksiat atau kegiatan yang lebih banyak buruknya.

"Kalau tetangganya ngajak ngobrol menceritakan anak orang, suami orang, istri orang, tetangga orang, menantu orang, maka tutup mulut ajak bertasbih," tandasnya.

Namun Ustaz Abdul Somad mengingatkan bahwa tasbih ini bukan berarti menjadi hambatan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Jangan sampai kehilangan pahala akibat maksiat-maksiat yang dilakukan tanpa disadari, misalnya dengan bergunjing membicarakan aib orang.

Lebih baik iringi aktivitas setiap hari dengan banyak bertasbih.

Berserah Kepada Allah SWT

Ustaz Abdul Somad kemudian mengungkapkan bahwa hikmah kedua dari peristiwa Isra Miraj adalah bahwa esensi hidup manusia di dunia adalah untuk bersabar dan bersyukur.

"Kita ini hidup cuman dua, syukur dan sabar," kata UAS.

Dalam menjalani hidup, harus ada usaha, misalnya ingin menanam padi maka ada kerja keras yang dilakukan agar bisa menghasilkan padi.

Kemudian setelah usaha, ikhtiar, dan doa maka kembalikan semuanya kepada Allah

Ustaz Abdul Somad memberikan contoh bagaimana Nabi Muhammad SAW selama hidupnya tidak hanya duduk diam di masjid.

"Nabi masuk pasar, Nabi Muhammad menggembala kambing, Nabi Muhammad membawa dagangan Khadijah, Nabi Muhammad aja dagang, Nabi Muhammad aja ternak," ujar UAS.

Jadi Hamba Allah yang Terbaik

Kemudian hikmah berikutnya dari Isra Miraj menurut Ustaz Abdul Somad adalah sebagai pengingat bahwa manusia sejatinya adalah hamba Allah.

"Jangan jadi hamba dunia karena dunia akan tinggal, tapi jadilah hamba Allah," pesan UAS.

Manusia tidak sepatutnya sombong dengan apa yang dimiliki di dunia karena semua itu pasti sirna.

Jadikan Malam sebagai Waktu Ibadah

Isra Miraj terjadi di dalam hari dan ini menjadi petunjuk keutamaan waktu malam bagi umat Islam.

Menurut Ustaz Abdul Somad, waktu malam adalah waktu yang tepat untuk beribadah kepada Allah.

Namun tetap seimbangkan antara kewajiban dan yang sunnah, utamakan hal yang wajib serta tidak memaksakan diri dalam menunaikan ibadah malam.

Berkah

Ustaz Abdul Somad lalu mengajak melihat kembali pada poin-poin yang sudah disebutkan sebelumnya.

Hikmah Isra Miraj yang kelima merangkum isi ceramah Ustaz Abdul Somad kali ini.

Isra Miraj mengingatkan manusia untuk selalu bertasbih, berserah diri kepada Allah, menjadi hamba Allah sepenuhnya, menunaikan ibadah malam.

Jika semua itu sudah dilakukan, Ustaz Abdul Somad mengungkapkan bahwa Allah kelak akan berikan berkah dalam kehidupan di dunia dan akhirat.

Itulah penjelasan lima hikmah yang sebaiknya dipahami oleh setiap Muslim.

Disarankan bertanya langsung kepada para alim ulama atau pendakwah atau ahli agama Islam, agar senantiasa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.

Wallahu’alam

(put)