Wirid dan dzikir sesungguhnya memiliki perbedaan, meski amalan ini serupa dan masuk dalam jenis yang sama.
Wirid adalah kegiatan amalan berupa bacaan zikir bersifat rutin dan waktunya telah ditentukan, sedangkan dzikir tidak punya batas waktu dan bisa kapan pun diamalkan umat Muslim.
Namun, pada dasarnya kedua amalan ini tetap sama dan waktu terbaik membacanya setiap selesai shalat yang dipaparkan dalam Surat An Nisa Ayat 103, Allah SWT berfirman:
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا
Artinya: "Apabila kamu telah menyelesaikan shalat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah shalat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin." (QS. An Nisa, 4:103)
Syekh Ali Jaber telah mengetahui bacaan-bacaan yang populer biasanya tidak lepas dari istighfar, sholawat, tasbih dan sebagainya digetarkan setiap setelah shalat Fardhu khususnya Subuh.
Mantan Imam Masjidil Haram itu menegaskan amalan wirid ini, sebenarnya juga menjadi bacaan dalam shalat Subuh.
Load more