Cianjur, tvOnenews.com - Cerita mistis hingga mitos di Situs Megalitikum Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, Jawaba Barat menarik dibahas. Situs ini bahwasanya merupakan salah satu tempat prasejarah yang diprediksi telah ada pada 25.000-14.000 tahun lalu.
Situs Megalitikum Gunung Padang pastinya mempunyai kisah hal-hal mistis, cagar budaya ini kerap kali digunakan untuk tempat meditasi malam hingga wisata bernuansa sejarah.
Banyaknya bebatuan andesit diprediksi telah berumur ribuan tahun dan seputar fakta sejarah dari Situs Megalitikum Gunung Padang, tentu bisa memberikan berbagai hal mistis meskipun kepercayaan ini tidak bersifat memaksa soal kebenarannya.
Juru kunci atau kuncen Gunung Padang, Nanang berbagi hal-hal mistis hingga fenomena yang pernah dialami olehnya saat melakukan spiritual di atas situs megalitikum tersebut.
Ketika di teras lima Gunung Padang, Nanang mengatakan hal yang menakjubkan dialami dirinya dihadirkan fenomena langit yang cukup janggal.
Tak heran, Nanang mengalami fenomena dihadirkan keberadaan kumpulan bintang hanya berada tepat di atas langit Gunung Padang.
"Sering kali di atas Gunung Padang ketika di acara khusus (spiritual) saya, melihat bintang kelap-kelip istilahnya berada di dalam parabola seperti planetarium. Anehnya, bintang itu hanya berada di atas saya, di bagian langit-langit lainnya tidak ada seperti hanya berkumpul di satu tempat," ujar Nanang kepada tim tvOnenews.com di lokasi Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Minggu (26/1/2025).
Polisi Khusus Cagar Budaya di Cianjur, Bogor, dan Sukabumi itu seperti biasanya kembali melakukan meditasi pada malam hari saat berada di Batu Singgana Raja terletak di teras lima. Konon katanya batu tersebut mengungkapkan fakta sebagai tempat singgasana Prabu Siliwangi untuk berdoa. Masyarakat mempercayai tempat ini diidentikkan dengan kisah Eyang Perbuka dan Sunan Ibu.
Nanang menjelaskan cara meditasi yang biasa dilakukan duduk menghadap ke arah Selatan (Gunung Gede-Pangrango) mengandung filosofi seperti doa kepada ibu. Setelah itu sambil tiduran bak melihat dan menatap ke arah langit.
"Anehnya yang saya alami di luar nalar bahkan enggak masuk akal, melihat benda merah di kumpulan bintang itu, kayak bola basket seperti halnya balon dan ukurannya sangat besar sekali. Terus saya perhatikan itu jalan beberapa puluhan meter dan tiba-tiba hilang," jelas dia.
Kuncen Gunung Padang itu mengatakan fenomena lainnya kerap kali langit situs ini dihadirkan seperti bintang jatuh berwarna keemasan. Tidak hanya itu, posisi bintang itu hanya khusus di atas cagar budaya tersebut.
"Saya sering banget lihat. Kemudian pernah melihat bintang bergandengan dan jalannya zig-zag. Selepas itu hilang dan kembali muncul lagi, begitu aja terus dan terjadi ketika di atas dari jam satu malam sampai menjelang Subuh," terangnya.
Ia menceritakan di bagian barat daya di atas Gunung Padang pernah melihat cahaya besar dan membentang panjang seperti pelangi. Cahaya itu berwarna-warni. Padahal saat itu tidak ada fenomena mengejutkan ditemukan olehnya saat berada di teras lima.
Nanang mendapat informasi bertebaran di media sosial, kebetulan pada waktu tersebut ada fenomena posisi bulan tepat berada di atas Ka'bah, Makkah, sebagaimana tempat kiblat dan poros bumi.
"Saya mikir kemungkinan cahaya seperti pelangi yang besar itu ada hubungannya dengan fenomena bulan tersebut," imbuhnya.
Ada pun cerita mistis menjadi kepercayaan dari masyarakat setempat, kata dia, sering kali terdengar suara gamelan, layaknya ada yang bermain musik di atas Gunung Padang.
Ia mengatakan seluruh wilayah dalam area Gunung Padang, berbagi cerita suara gamelan tersebut sangat keras. Namun herannya terjadi di malam-malam khusus, seperti malam Selasa, malam Jumat, serta malam Minggu.
"Itu sering banget kedengaran seperti ada acara orang tari-tarian diiringi suara gamelan. Sumber suara ini tepat di puncak Gunung Padang. Namun kala itu masih rimba hutan dan belum ada penyusuran apa pun," katanya.
Pada zaman dahulu tidak heran belum memiliki teknologi secanggih sekarang, bahkan tak ada alat-alat sumber suara seperti radio, televisi, dan sebagainya.
Suara gamelan biasanya memiliki identik mengadakan suatu acara seperti hajatan. Nanang menyebutkan ketika itu masih belum ada kegiatan tersebut. Tentu suara ini membuat masyarakat sekitar heran.
"Kata mereka itu kayak ada seperti acara wayang golek, jaipongan, dan semacamnya dari puncak Gunung Padang. Itu suaranya bising dan kencang banget," tuturnya.
"Sebenarnya kini masih ada. Tapi sekarang hal begitu sudah tidak dianggap, mungkin faktor seiring perkembangan zaman yang saat ini punya alat sumber suara kan," lanjutnya dia.
Ada pun hal-hal menjadi mitos lainnya dari keberadaan batu-batu andesit dari teras satu hingga teras lima, seperti asal usul Batu Gamelan, Batu Kecapi di teras satu.
Kemudian, Batu Tapak Maung dan Batu Tapak Kujang di teras lima memiliki sejuta misteri yang konon kata masyarakat setempat bekas adanya Macan bersinggah di sana, meskipun kebenarannya masih belum dibuktikan saat ini.
"Kalau Batu Kanuragan seperti bentuk Batu Lingga, konon dahulu masyarakat percaya bagi yang berhasil angkat batu itu, maka segala keinginannya (hajat) akan tercapai. Dulu katanya ada yang berhasil, tapi kan itu hanya mitos," tutup Nanang.
(hap)
Load more