Hal ini karena hakikatnya, musibah itu adalah pencuci dosa yang dilakukan dimasa lampau.
“Jangan sering kecewa, sedikit-sedikit marah, dendam dan sebagainya. Mereka yang seperti itu adalah menentang takdir Allah SWT,” ucap Menag.
“Semakin dalam kita mendalami agama, maka kita akan senyum menghadapi masalah dan menjalani hidup,” sambungnya.
Sementara mengenai tasbih, kata Menag Nasaruddin Umar, adalah proses mensucikan pikiran dan perasaan terhadap sesuatu yang positif.
Hal ini juga harus dibersihkan dalam pikiran kita, karena menurut pandangan Menag, mengutip perkataan Ahli Sufi Jalaluddin Rumi, manusia adalah sebuah cangkir, sementara Allah SWT laksana Samudra.
Maka sebaik apapun penilaian kita kepada Allah SWT, itu hanya segelas cangkir, padahal kebaikan Allah SWT itu seluas Samudra.
“Mari mensucikan diri dari negatif dan positif. Kebaikan Allah SWT itu tidak bisa dilukiskan kepada sesuatu hal apapun,” pesan Menag.
Load more