tvOnenews.com - dr Richard Lee masih menyita perhatian publik sejak menjadi mualaf. Kini ia tidak malu pamer merayakan Tahun Baru Imlek 2025.
Tidak asing dr Richard Lee menikmati momen Imlek 2025, mengingat dirinya bersama keluarga berasal dari etnis Tionghoa.
Momen kebahagiaan dr Richard Lee turut merayakan Imlek 2025 ini langsung dipamerkan sang istri, Reni Effendi melalui akun media sosial pribadinya.
"Gong Xi Fat Choi! Yang komen saya doain makmur di tahun uler, murah rezeki, enteng jodoh plus bonus angpao," tulis dr Richard Lee dilansir tvOnenews.com dari Instagram @renieffendi24 dan @dr.richard_lee, Rabu (29/1/2025).
Dokter kecantikan ternama itu mengenakan kaos putih polos dan memakai topi, sedangkan istrinya menggunakan dress merah.
Tak hanya itu, Richard Lee juga berpose bersama dengan tiga anak laki-lakinya. Namun ia tidak mengepalkan tangan bak mengucapkan "Selamat Tahun Baru Imlek 2025".
Potret perayaan Imlek 2025 dari dr Richard Lee tentu kembali menghebohkan publik. Ia menggemparkan karena muncul kabar telah masuk agama Islam langsung diungkap oleh Ustaz Derry Sulaiman.
Ustaz Derry Sulaiman sebelumnya mengunggah beberapa video, bahkan memamerkan Richard Lee tengah diajarkan berzikir olehnya sambil memegang tasbih.
Ustaz Derry Sulaiman berbagi kode dan berharap agar dr Richard Lee terus berpegang teguh terhadap Islam. Bahwasanya suami Reni Effendi itu sebelumnya menganut kepercayaan agama Kristen Protestan.
"Bismillah, kabar gembira... Yuk, kita doakan dr Richard Lee istikamah dalam iman dan Islam! Takbir! Hidayah bercurah," ungkap Ustaz Derry Sulaiman dikutip dari unggahan Instagram pribadinya, Rabu.
Kemudian, Ustaz Derry menegaskan status Richard Lee yang kini telah memeluk agama Islam bukan untuk ajang pamor.
Richard Lee pasalnya mengalami kontroversi skincare. Statusnya menjadi mualaf karena benar-benar menemukan hidayahnya yang ternyata telah dilakukan sejak dua tahun lalu.
"Beliau log in dua tahun lalu. Saya yang mensyahadatkannya," kata Ustaz Derry saat merespons netizen.
Kabar mualaf dr Richard Lee yang masih merayakan Imlek 2025 menarik dibahas terkait hukum orang Muslim turut memeriahkan tahun baru dari etnis Tionghoa.
Perihal hukum agama Islam bagi umat Muslim merayakan Imlek 2025, mengingatkan ceramah dari Buya Yahya.
Buya Yahya menjelaskan lebih dulu tentang bagaimana cara seorang mualaf yang baru menghadapi situasi berbeda sejak memeluk agama Islam.
Menurut Buya Yahya, keimanan yang diteguhkan sebagai langkah awal mualaf agar menjadi lebih baik dari sebelumnya masih berstatus non-Muslim.
"Tentu saja yang pertama adalah masalah keimanan, dan keyakinannya. Bahasanya tentang Ketuhanan tentang Allah yang Maha Tunggal karena biasanya biar pun dia mualaf, dia punya latar belakang agama sebelumnya," ungkap Buya Yahya dalam suatu kajiannya saat menjawab pertanyaan jemaah dilansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Rabu.
Ia mengatakan sebenarnya keimanan telah terlihat sejak seseorang mantap menganut agama Islam. Padahal sebelumnya masih berpegang teguh dengan agama lain.
"Dikukuhkan masalah keimanan kepada Tuhan yang Maha Tunggal, biasanya kalau sudah masuk mualaf itu sudah beres," tuturnya.
"Kalau masih belum beres enggak akan masuk Islam, biasanya sudah jelas meyakini tidak ada Tuhan selain Allah, selesai," lanjutnya.
Perihal etnis Tionghoa beragama Islam, kata Buya Yahya, tentu tidak mudah saat menghadapi adanya momen perayaan Imlek 2025.
"Sebagai seorang mualaf, memang cukup berat karena kita punya tugas juga untuk berdakwah, terlebih lagi ke keluarga yang belum memeluk agama Islam," terang dia.
Tidak sedikit masyarakat Tionghoa memeriahkan Imlek 2025, sebab tahun baru ini sangat melekat dan sebagai budaya dari etnis tersebut.
Saat Imlek juga sering kali menjadi ajang menikmati kebersamaan dengan keluarga, seperti halnya dari kasus Richard Lee sebagai mualaf tidak ingin buang kesempatannya pada perayaan tersebut.
Bagi Buya Yahya, umat Muslim masih boleh menyemarakkan perayaan Imlek, selama masih berpegang teguh terhadap syariat agama Islam.
Pengasuh LPD Al Bahjah itu tidak mempermasalahkan kumpul dengan keluarga menjadi ciri khas pada momen perayaan Imlek 2025.
"Walaupun mungkin kita sudah berbeda (agama), namun bakti kepada orang tua tetap berjalan," tegasnya.
Pendakwah karismatik itu menyinggung soal akidah berguna sebagai bagian penting bagi etnis Tionghoa yang beragama Islam.
"Ada pun perayaan tahun baru Imlek kerap kali berkaitan dengan agama. Sebenarnya hal ini tidak diperbolehkan. Sebab secara tidak langsung ikut menyiarkan keyakinan mereka (Tionghoa)," paparnya.
Ia lebih menyarankan momen kebutuhan silaturahmi dengan keluarga dilakukan sebelum Imlek. Cara ini menurutnya guna menghindari hal-hal tidak diinginkan dan bisa menyimpang dari syariat agama.
"Lalu bagaimana jika kita tetap ingin bersilaturahmi dengan mereka? Anda bisa menjadwalkan silaturahmi sebelum perayaan Tahun Baru mereka karena sejatinya silaturahmi tidak ada batas waktu atau hanya di momen-momen tertentu," pungkasnya.
(hap)
Load more