“Orang muslim pernah shalat menghadap Baitul Maqdis selama 17 bulan tiga hari. Hal ini berdasarkan perhitungan Rasulullah saw tiba di Madinah pada Senin, tanggal 12 bulan Rabi’ul awwal. Kemudian Allah swt memerintahkan Nabi saw untuk mengganti arah kiblat ke Ka’bah pada hari Selasa pertengahan bulan Sya’ban.” (lihat Madza fi Sya’ban, hlm. 10)
Menurut para ulama pakar tafsir, hikmah perubahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah diantaranya adalah sebagai ujian bagi orang-orang yang beriman.
Bagi mereka yang betul-betul beriman, instruksi ini langsung mereka patuhi. Tanpa komentar atau pun kritikan. Namun bagi mereka yang imannya masih lemah, akan meragukan dan mengira Nabi SAW tidak konsisten dengan pendiriannya.
Terkait hal ini, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 2 yaitu:
, وَمَا جَعَلۡنَا ٱلۡقِبۡلَةَ ٱلَّتِي كُنتَ عَلَيۡهَآ إِلَّا لِنَعۡلَمَ مَن يَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِۚ وَإِن كَانَتۡ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُۗ
Artinya: “Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah.” (QS. Al-Baqarah [2]:
Itulah salah satu peristiwa penting dalam Islam yang terjadi di bulan syaban. Semoga artikel ini bermanfaat dan disarankan bertanya kepada alim ulama, pendakwah atau ahli agama Islam. Hal tersebut tentunya akan menambah pemahaman yang semakin dalam.
Load more