Jakarta, tvOnenews.com- Membangun rumah tangga tentu dibutuhkan komitmen bersama antara Suami dan Istri yang disesuaikan kemampuan masing-masing. Itu mampu menyelesaikan percekcokan, berikut teks khutbah kali ini soal Tips Selesaikan Permasalahan Rumah Tangga ala Islam.
Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِن سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ تَعَالَى أَحَلَّ النِّكَاحَ وَنَدَبَ إِلَيْهِ وَحَرَّمَ السِّفَاحَ وَوَعَدَ بِالْعَذَابِ الأَلِيْمِ عَلَيْهِ، وَقَالَ تَعَالَى فِي تَحْرِيْمِهِ :﴿وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنى إِنَّهُ كانَ فاحِشَةً وَسآءَ سَبِيلَا﴾ وَقَالَ فِي اٰيَةٍ أُخْرَى: ﴿وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْواجاً لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَاٰيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ﴾ وَقَالَ ﴿اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْۗ﴾ صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ
Hadirin yang berbahagia Puji dan syukur yang tak
terkira marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Dzat yang telah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan.
Shalawat dan salam semoga selamanya tercurah kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, nabi yang telah menuntun umatnya dengan sunah pernikahan.
Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada keluarganya, para sahabat, para tabiin, hingga kepada kita selaku umatnya termasuk dua calon mempelai yang saat ini akan melangsungkan akad pernikahan.
Semoga dengan mengikuti salah satu sunahnya ini, kita semua diakui umatnya dan kelak mendapatkan syafaatnya. Amin ya mujibas sailin. Segenap hadirin dan dua mempelai yang dirahmati Allah
Lantas seperti apakah suami atau istri menghadapi permasalahan dan percekcokan rumah tangga?
Jika mengacu kepada sejumlah ayat dan hadits, ada beberapa solusi yang dapat kita petik saat rumah tangga kita dilanda masalah atau cekcok suami-istri.
Pertama, jika kita ingin mencari solusi masalah dalam keluarga, hendaknya kita memosisikan diri sebagai orang yang berselisih dengan kita.
Dengan begitu, kita akan menerka bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap orang yang berselisih dengan kita. Selain itu, kita juga harus mengetahui pangkal masalah atau sebab-sebab terjadi cekcok rumah tangga.
Selain itu, selesaikan masalah dengan kepala dingin, bukan dengan kondisi emosi atau dengan cara kekerasan, sebab hanya akan menambah rumit permasalahan.
Dua mempelai dan tamu undangan yang dirahmati Allah Kedua, jika kita sebagai suami, maka hendaknya menyadari bahwa pada diri istri kita ada potensi menyimpang. Ini merupakan tabiat penciptaan dan fitrah yang diberikan Allah kepadanya.
Wanita tak mungkin mengubah penciptaan dan tabiat itu kecuali dengan kelapangan hati menerima koreksi dari pemimpinnya, yaitu laki-laki. Inilah yang dimaksud hadits Rasulullah SAW:
إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ لَنْ تَسْتَقِيمَ لَكَ عَلَى طَرِيقَةٍ، فَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَبِهَا عِوَجٌ، وَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهَا، كَسَرْتَهَا وَكَسْرُهَا طَلَاقُهَا
Artinya, “Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Ia tidak akan pernah lurus untukmu di atas sebuah jalan. Jika engkau ingin bersenang-senang dengannya, maka bersenang-senanglah. Namun, padanya tetap ada kebengkokan. Jika engkau berusaha meluruskannya, maka engkau akan memecahnya. Dan pecahnya adalah talaknya,” (HR. Muslim).
Suami mana pun yang telah memahami hakikat ini, tentu akan bersabar menyikapi kekurangan dan sikap menyimpang istrinya. Begitu pula sang istri akan menerima koreksi dan pandangan suaminya atas kekurangan dirinya.
Suami mana pun yang telah memahami hakikat ini, tentu akan bersabar menyikapi kekurangan dan sikap menyimpang istrinya. Begitu pula sang istri akan menerima koreksi dan pandangan suaminya atas kekurangan dirinya. Demikian sebagaimana dipaparkan oleh Abu Muhammad Zakiyuddin Al-Mundziri dalam kitab At-Targhib wat-Tarhib, Terbitan Daru Ihya at-Turats, jilid 3, halaman 49.
Ketiga, betapa banyak laki-laki yang dikaruniai istri yang lebih hebat, lebih cerdas, lebih sabar, dan lebih bijak pandangannya. Namun, perlu disadari oleh kita para suami bahwa ini tidak boleh mengubah kodrat dan kaidah umum tentang laki-laki dan perempuan. Ini tidak boleh dimaknai perempuan boleh dieksploitasi untuk kepentingan laki-laki. Bukan pula laki-laki harus menempati posisi istrinya, sebab ini akan merusak fitrah keduanya danm enghancurkan kebahagiaan rumah tangga.(Klw)
Waallahulam
Load more