Jakarta, tvOnenews.com- Belajar Islam dan berusaha memahami dan menghapalkan Al Quran di negeri mayoritas Islam tentu mudah, namun bagaimana jika di negeri yang jumlah umat Islamnya sedikit. Peserta asal Kanada pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional, Muhammad Ma'ruf Hussain, membagikan kisahnya dalam mempelajari dan menghafal Al Quran (hafidz) di negaranya yang minoritas Muslim seperti Kanada.
Lahir di Bangladesh, pemuda 20 tahun ini terbantu oleh adanya majelis ilmu yang ia ikuti sejak kecil bersama ayahnya. "Di Kanada, ada ulama dan majelis ilmu yang membantu membentengi Muslim dari pengaruh negatif," ujar Ma'ruf di Jakarta, Sabtu.
Pindah ke Kanada saat berusia sekitar lima tahun, Ma'ruf Hussain langsung mencintai lingkungan barunya. Ayahnya lah, Syaikh Qari Muhammad Muzzammil Hussain yang menjadi guru dan pembimbing utamanya dalam menghafal Al Quran ketika kecintaannya membaca kitab suci mulai tumbuh sejak usia 8 hingga 9 tahun. "Saya awalnya tidak terlalu serius, sampai akhirnya ayah memasukkan saya ke madrasah saat kelas tiga," ujarnya.
Pada usia 13 hingga 14 tahun, Ma'ruf menyelesaikan hafalan Al Quran. Ia juga mendalami bahasa Arab untuk memahami makna Al Quran lebih dalam.
"Ayah selalu menempatkan saya di lingkungan para syuyukh yang membahas Al Quran dan Sunnah. Itu membentuk cara berpikir, berpakaian, hingga akhlak saya," katanya.
Sebagai Muslim di Kanada, Ma'ruf mengakui adanya tantangan dalam menjaga identitas keagamaan. Namun, ia menilai Kanada relatif terbuka terhadap seluruh komunitas beragama.
"Interaksi dengan teman-teman non-Muslim sudah menjadi keseharian dalam hidup saya. Mereka juga mengizinkan pembangunan masjid dan kegiatan menghafal Al Quran. Ini peluang besar bagi kami untuk berdakwah," kata dia.
Load more