Pria yang juga menjabat Imam Besar Masjid Istiqlal itu membagikan contoh, misalnya dari perspektif bahasa Arab disebut lebih condong ke patriarki.
Ia menjelaskan ada mudzakkar atau maskulir dipakai apabila ada kegiatan kumpulan antara laki-laki dan perempuan di sebuah kelompok.
Sorotan ini mengingatkan dari sebuah ayat yang mengandung terjemahan bahwa, "laki-laki adalah pemimpin untuk perempuan".
"Ada pendapat yang mengatakan bahwa makna tersebut pemahaman dan penerjemahan yang bias gender. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih luas dan mendalam sangat diperlukan agar tidak terjadi monopoli tafsir oleh satu kelompok saja," jelasnya.
"Sebagai generasi penerus, kaum Muslimin dituntut untuk menguasai ilmu secara menyeluruh, tidak hanya dari aspek ritual, tetapi juga dari sudut pandang linguistik, budaya, dan sejarah," sambungnya menambahkan.
"Dengan pemahaman yang mendalam, umat Islam dapat menjaga nilai-nilai agama dengan tetap relevan dalam perkembangan zaman," pungkasnya.
(hap)
Load more