Belum lagi munculnya bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan yang tidak hanya merusak ekosistem tetapi juga memicu kelangkaan pangan.
Bahkan pada tingkat tertentu, hal ini bisa memicu perebutan sumber daya alam dan bisa menimbulkan konflik. Global Risk Report 2024 dari World Economic Forum (WEF) menempatkan perubahan iklim sebagai salah satu ancaman utama bagi stabilitas global dalam satu dekade mendatang.
Maka dari itu, menurut Menag, menjaga kelestarian lingkungan dan juga ketahanan pangan bukan hanya tugas pemerintah atau aktivis lingkungan, tetapi juga tanggung jawab kolektif umat manusia, termasuk pers.
“Peran pers dalam konteks ini sangat penting. Pers bisa menjadi sumber inspirasi atas berbagai keberhasilan aksi iklim yang dilakukan umat dalam melestarikan alam, sehingga bisa menjadi contoh,” kata Menag.
Menag juga mengatakan, pers berperan penting dalam mengungkap beragam praktik eksploitatif yang berakibat pada kerusakan alam dan mengancam ketahanan pangan.
“Setiap agama mengajarkan pentingnya pelestarian alam dan melarang tindakan perusakan. Sinergi pers, umat dan aparat sangat strategis dalam mengawal asta cita Presiden Prabowo dan Wapres Gibran terkait kemandirian bangsa, ketahanan pangan, dan harmoni alam,” tegas Menag.
Maka dari itu, Menag mengajak semua bersatu dalam menjaga ketahanan pangan bangsa Indonesia.
Load more