Diantara orang kaya tersebut sebagaimana yang dituliskan dalam buku-buku sirah Nabawiyyah baik oleh Quraish Shihab atau Syafiyyurahman al-Mubarakfuri menyebutkan nama Utsman bin Affan yang menyumbangkan 300 unta berserta pelengkapannya juga uang sebesar sebanyak seribu dinar, tidak tertinggal Abu Bakar radhiyallahunha juga menyerahkan empat ribu dirham, kemudian datang Umar bin Khattab membawa setengah hartanya, Abdurrahman bin Auf membawa 3kg emas dan terakhir ada Al-’Abbas serta Thalhah radhiyallahuanhum menyumbangkan harta mereka.
Orang-orang munafik benalu ditubuh kaum mukminin mengembosi orang-orang yang menyumbangkan harta mereka sedikit padahal itu yang mereka mampu, sebagaimana yang dikatakan oleh Quraish Shihab, ketika Islam sudah menyerap pada sanubari dan mereka paham bahwa yang terpenting adalah partisipasi, sikap orang-orang munafik inilah Allah taa’ala abadikan mereka dalam surah at-Taubah ayat 79,
“(orang-orang munafik) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan suka rela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka”
Kemudian di dalam ayat tersebut Allah subhana wa ta’ala melanjutkan karena orang-orang munafik mengejek para sukarelawan, maka Allah mengejek mereka kembali serta menyediakan azab yang pedih untuk mereka.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berangkat menuju Tabuk dengan jumlah prajurit sebesar 30.000 yang sebelumnya tidak pernah mencapai sebesar ini, dalam penyampai Syaifurrahman al-Mubarakfuri, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berangkat di hari Kamis ke arah selatan menuju Tabuk dan menyerahkan tanggung jawab atas keluarganya kepada Ali bin Abi Thalib untuk menjaganya di Madinah, serta mengangkat Abu Bakar ra memegang panji teragung dalam catatan Quraish Shihab semacam Panglima Tertingginya.
Quraish Shihab dalam “Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW “ mengutip penuturan dosennya di Universitas Al-Azhar, Abu Syubhbah menyebutkan bahwa pengangkatan Abu Bakar oleh Rasulullah SAW sebagai isyarat halus dari beliau, dimana Abu Bakar adalah sosok yang paling pantas menjadi khalifah setelah kepulangan Nabi Muhammad SAW menemui Allah Ta’aala
Dan pengangkatan Ali bin Abi Thalib juga mempunyai kesan sebagaimana kedudukan Harun terhadap Musa AS, keduanya memiliki kesan bersifat subyektif.
Load more