Ketika perjalanan ke Tabuk , Rasulullah SAW dan kaum muslimin melewati bangunan bekas kaum Tsamud dan beliau melarang kaum muslimin untuk meminum dan memakainya sebagai air wudhu, kecuali sumur yang didatangi oleh unta Nabi Shalih AS
Dan pada saat Rasulullah SAW berserta kaum muslimin sudah mendekat dengan wiayah Tabuk beliau memerintahkan siapa saja yang datang lebih utama di mata air Tabuk untuk tidak boleh meminumnya sampai Rasulullah SAW datang. Namun ada dua orang yang sudah lebih duluan meminumnya, lalu Rasulullah SAW berkata pada mereka berdua dan kemudian beliau membasuh wajah dan tangannya , lalu mata air itu memancarkan air yag banyak sehingga semua pasukan muslim mengambil airnya.
Tibanya di Tabuk , kaum muslimin tidak melihat tanda-tanda kehadiran pasukan Romawi. Pasukan Romawi berpikir panjang untuk menghadapi kaum muslimin, bahkan beberapa penguasa dan suku meminta perjanjian damai baik suku yang berada di Tabuk atau suku-suku yang jauh seperti suku Aylah.
Mereka yang dahulu mengantungkan kepada kekaisaran Romawi sudah berakhir dan berpindah tangan kepada kaum Muslimin. Peristiwa Tabuk itu membuat wilayah kekuasaan kaum muslimin di zaman Rasulullah SAW berbatasan dengan Romawi.
Prof. Dr . Zaid bi Abdul Karim az-Zaid, “Fikih Sirah” menyebutkan beberapa hikmah yang bisa diambil sebagai bahan perenungan dari peristiwa perang Tabuk ini antara lainnya yaitu keimanan kaum muslimin dan ketaatan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka berbondong-bondong menyumbangkan harta mereka, disini juga kita melihat bagaimana kaum muslimin membuat tergentar-gentarnya pasukan Romawi.
Dan kita melihat bagaimana kaum munafik mengolok-olok orang-orang mukmin yang bersedekah baik dengan harta yang banyak, ataupun dengan sebanyak kemampuannya, ini menjadi tanda bahwasanya untuk bersegera melakukan amal shalih dan tidak menghiraukan komentar oranglain.
(Penulis: Muhammad Akmal Firmansyah, Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung)
Load more