tvOnenews.com - Secara bahasa, itikaf berarti berdiam diri atau menetap dalam suatu tempat. Sedangkan menurut istilah syariat, i'ikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat untuk beribadah kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
"...dan janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid." (QS. Al-Baqarah: 187)
Dari ayat ini, jelas bahwa i’tikaf adalah ibadah yang dilakukan di dalam masjid dan harus diiringi dengan niat yang benar.
Lalu bagaimana panduan lengkap untuk melaksanakan itikaf di malam bulan Ramadhan, khususnya 10 malam terakhir? Ustaz Abdul Somad (UAS) menjelaskan dari segi bahasa itikaf itu artinya menetap di suatu tempat.
“Sedangkan itikaf menurut fiqih adalah berdiam diri di masjid,” ujar UAS, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Ustaz Abdul Somad Official pada Minggu (16/3/2025).
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW mengatakan kesejahteraan Lailatul Qadr akan diturunkan pada malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, dia berkata Rasulullah SAW beritikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:
تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ
Artinya: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan" (HR. Bukhari & Muslim).
Sementara untuk batas minimalwaktu itikaf, Ustaz Abdul Somad menjelaskan bahwa ada perbedaan antara mazhab Maliki dan Syafii.
“Menurut mazhab Maliki syarat itikaf menyatukan siang dan malam jadi kalau dia masuknya sekarang jam 06.00 baru disebut itikaf kalau dia keluar jam 06.00 besok pagi,” ujar Ustaz Abdul Somad.
Load more