“Kalau Mazhab Syafi'i lebih lama dari rukuk sudah dianggap itikaf,” tambah Ustaz Abdul Somad.
Namun itikaf haruslah diawali dengan sebuah niat. Berikut lafal niat itikaf.
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيهِ
Baca:Nawaitu an a‘takifa fī hādzal masjidi mā dumtu fīh.
Artinya, “Saya berniat itikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.”
Lafal niat ini dikutip dari Kitab Tuhfatul Muhtaj dan Nihayatul Muhtaj. Namun ada juga lafal itikaf lain yang dapat digunakan yang dikutip dari Kitab Al-Majmu’ karya Imam An-Nawawi, lafalnya yaitu:
نَوَيْتُ الاِعْتِكَافَ فِي هذَا المَسْجِدِ لِلّهِ تَعَالى
Baca: Nawaitul i’tikāfa fī hādzal masjidi lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Saya berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah SWT.”
Ustaz Abdul Somad mengatakan waktu maksimal yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah 20 hari.
“Semaksimal selama-lama itikaf Nabi ketika Ramadhan iktikafnya 20 hari terakhir. Jadi kalau sehari semalam 24 jam kali 20 hari total 480 jam yang paling lama,” tandas UAS.
Namun Ustaz Abdul Somad mengatakan bahwa jika tak sanggup maka dapat melakukan itikaf di 10 malam terakhir.
Load more