Ketika seseorang beribadah maka tentu saja niat yang paling utama dalam hatinya adalah agar ibadahnya diterima dan diganjar pahala oleh Allah SWT. Hal ini juga sesuai dengan salah satu tujuan diciptakannya manusia yakni untuk beribadah kepada Allah. Tujuan ini termaktub dalam Al - Quran Surah Adz - Dzariyat ayat 56 yang berbunyi:
Namun demikian, tak semua ibadah berhak mendapat ganjaran pahala dari Allah. Ada beberapa sebab nilai ibadah jadi berkurang bahkan ditiadakan, salah satunya adalah ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu jenis ibadah mahdhah atau yang menurut bahasa bermakna 'murni' atau 'tak bercampur'. Ibadah mahdhah ini merupakan jenis ibadah yang penetapannya berdasarkan dalil syariat. Artinya jika tak sesuai syariat maka ibadah mahdhah ini dianggap kurang nilainya atau bahkan batal.
Peringatan ini disampaikan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda:
Berikut penjelasan tentang hal - hal yang dapat membatalkan pahala orang berpuasa.
Di dalam Islam, berbohong atau berdusta dinilai sebagai perbuatan yang tercela dan dilarang dilakukan bagi yang mengaku muslim. Perbuatan ini begitu dibenci oleh Allah sehingga dapat membatalkan pahala puasa.
Meski demikian berdasarkan sejumlah hadits dapat diketahui hukum berbohong saat berpuasa tidak membatalkan puasa namun tetap merusak pahala puasa.
Dari riwayat Imam Bukhari, Rasulullah bersabda, "Orang yang tidak menjauhi perkataan dusta dan mengamalkan dustanya, maka tak ada hajat bagi Allah untuk menilai puasanya meski ia bersusah payah seharian menjauhi makanan dan minuman."
Menahan lisan untuk tidak mengeluarkan kata - kata yang buruk dan menyakitkan adalah salah satu hikmah dan tujuan berpuasa. Salah satu kata - kata yang buruk itu jatuh ke dalam kategori ghibah.
Ghibah ini adalah dosa yang sering kali muncul tanpa disadari. Begitu ringan lidah mengeluarkan informasi yang sebenarnya merupakan aib orang lain. Padahal Allah telah melarang umat muslim untuk menyebarkan aib orang lain terutama sesama muslim.
Apabila kamu secara tak sengaja menggunjingkan orang lain saat berpuasa maka sangat dianjurkan untuk mengucapkan istighfar dan segera menghentikan perbuatan sia - sia tersebut agar pahala puasamu tetap utuh.
Perilaku tercela lainnya yang harus dihindari dimanapun dan kapanpun adalah sikap adu domba. Sifat ini juga sangat dibenci oleh Allah dan dapat menciderai usahamu berpuasa seharian penuh.
Tidak seharusnya setiap keadaan yang tak disukai disampaikan ke orang lain, kecuali jika ditujukan untuk kemaslahatan kaum Muslim atau menolak kemaksiatan, seperti kesaksian di pengadilan.
Nabi Muhammad pernah mengecam sifat ini secara khusus dalam sabdanya yang berbunyi, "Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling buruk perilakunya di antara kalian? Yaitu, orang yang berjalan di atas muka bumi seraya menghasut, yang merusak di antara orang-orang yang tadinya saling mencintai, dan hanya ingin membeberkan aib orang-orang yang tidak bersalah.'' (HR Ahmad bin Hanbal)."
Jika dalam kondisi tidak berpuasa saja sifat ini sangat dibenci oleh Rasulullah, tentu adu domba atau namimah ini juga harus dijauhi saat tengah menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Bahaya lidah selanjutnya yang dapat membatalkan pahala seseorang saat berpuasa di bulan Ramadhan adalah memberikan kesaksian palsu.
Sama halnya dengan sifat - sifat tercela lainnya, sumpah palsu juga merupakan sifat yang harus dijauhi. Memberikan sumpah palsu sejatinya adalah bibit dari sifat khianat.
Meskipun sumpah palsu ini sering dilontarkan dalam konteks candaan, namun alangkah baiknya jika candaan seperti ini dihindari saat sedang menjalani ibadah puasa.
Sesungguhnya pemberi sumpah palsu dan pengkhianat ini diharamkan Allah, serta dibenci Nabi Muhammad dan juga manusia pada umumnya karena sifatnya yang sangat merusak kepercayaan dan rasa hormat serta dapat berujung pada konflik.
Salah satu tujuan umat muslim berpuasa adalah untuk mendisiplinkan diri untuk menghindari maksiat. Cara utamanya adalah dengan mengendalikan diri dari nafsu syahwat.
Bersyahwat kepada pasangan sah saja dilarang ketika berpuasa apalagi ketika memandang orang yang bukan dengan nafsu syahwat. Memandang orang lain seperti itu termasuk perbuatan yang diharamkan Allah.
Lalu ketika seseorang melakukan perbuatan ini saat berpuasa tentu puasanya tak akan diterima di sisi Allah karena ia telah melakukan apa yang diharamkan.
Oleh karena itu alangkah baiknya sebagai umat muslim hendaklah menjaga lidah, mata, dan ujung kemaluannya terutama saat di bulan suci Ramadhan agar kita semua mendapatkan ganjaran pahala yang maksimal serta terlatih mengendalikan hawa nafsu.
Sangat dianjurkan untuk banyak - banyak beribadah dan berdzikir serta membaca Al - Quran di bulan Ramadhan untuk memudahkanmu mengontrol hawa nafsu dan meningkatkan pahala. (afr)
Load more