Sedangkan Yakub lebih berperangai lemah lembut. Ia lebih suka tinggal di rumah untuk membantu ibunya memasak. Yakub juga suka berkemah di sekitar rumahnya.
Perbedaan sifat yang saling bertolak belakang itu membuat mereka saling bertengkar ketika beranjak ke usia remaja. Yakub ini memiliki sifat mengalah dan kakaknya selalu merasa paling benar serta tidak mau mengalah kepada adiknya walaupun sedang dalam keadaan bersalah.
Nabi Ishak A.S berpesan kepada kedua putranya, “Wahai anakku, kalian harus tetap beriman dan takwa kepada Allah serta selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kita sebagai hamba Allah harus selalu melakukan perbuatan baik kepada sesama manusia serta harus membantu fakir miskin. Hal itu harus dilakukan karena dianjurkan oleh Allah.”
Ketika merasakan bahwa fisiknya mulai melemah, Nabi Ishak A.S pun memiliki keinginan khusus agar anaknya dapat meneruskan perjuangan dakwahnya. Nabi Ishak lalu mendatangi anak kesayangannya yaitu Esau.
Ia berpesan kepada anaknya tersebut agar pergi berburu dan memasakkan makanan kesukaannya. Hal tersebut bertujuan agar Nabi Ishak dapat mendoakan keberkahan bagi Esau dan anaknya tersebut dapat meneruskan dakwah yang dilakukan oleh sang ayah.
Ternyata niatan Nabi Ishak ini didengar oleh Rafiqah. Rafiqah pun menginginkan Yakub lah yang memperoleh doa keberkahan dari Nabi Ishaq A.S. Ia pun meminta Yakub untuk segera menghidangkan makanan kesukaan Nabi Ishak A.S sebelum Esau tiba di rumah.
Karena secara fisik Esau dan Ya’qub terlihat berbeda meskipun mereka kembar, maka Rafiqah memakaikan pakaian Esau ke Yakub. Ia juga membalutkan hamparan kulit domba yang berbulu lebat ke leher dan tangan Yakub agar benar-benar terlihat mirip dengan Esau.
Load more