Nabi Yakub adalah seorang anak yang taat kepada kedua orang tua. Yakub yang mendengar saran ini pun mengikuti arahan dari Nabi Ishak A.S. Meskipun pindah ke Irak, tetapi orang tua dari Yakub selalu berpesan, “Semoga di sana kamu bisa belajar ilmu agama pada pamanmu.”
Setelah selesai salaat Subuh, Yakub mulai bergegas menuju Irak untuk tinggal di rumah paman Syekh Labban, ia membawa bekal dan pakaian tidak begitu banyak serta diletakkan di dalam kantung. Nabi Ishak dan istrinya pun mengantarkan anaknya sampai pintu depan rumah. Ketika berpamitan, Yakub diamanatkan oleh ayahnya agar memberikan sepucuk surat kepada Syekh Labban.
Perjalanan yang dilalui Yakub ini merupakan gurun pasir dan sahara yang sangat luas, sehingga beberapa kali Ya’qub perlu mengistirahatkan dirinya agar tidak terlalu lelah. Perjalanan menuju ke Irak juga dilakukan pada malam hari karena siang hari digunakan untuk beristirahat dan menghindarkan diri dari teriknya matahari.
Ketika beristirahat dan merasa perlu mengisi energi, maka Yakub mulai membuka perbekalannya dan memakannya. Yakub yang mulai merasakan kalau dirinya sangat lelah, mulai mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat dan agar bisa tertidur pulas.
Ketika tidur karena sangat lelah, Yakub bermimpi bahwa kehidupan di masa depan penuh dengan rezeki dan kehidupannya penuh dengan kedamaian, mulai dari keluarga hingga anak cucu dan mampu mendirikan kerajaan yang cukup besar yang sejahtera.
Setelah bangun dari tidur dan mimpinya, Yakub bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanannya Faddan A’ram. Di tengah perjalanan itu, beliau terus-terusan berpikir arti dan makna dari mimpinya tadi.
Selang beberapa lama berpikir tentang arti dan makna dari mimpi itu terdengar suara yang muncul di kedua telinganya, “Wahai putra Ishak. Janganlah engkau merasa takut dan terkejut. Aku adalah Malaikat Jibril yang sudah diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu kepadamu, Yakub. Wahai Yakub, ketahuilah! Mulai saat ini Allah SWT sudah mengangkat dirimu sebagai seorang nabi dan rasul. Sebarkanlah setiap kebenaran kepada seluruh umat manusia supaya menyembah dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Allah akan mewariskan Baitul Maqdis, kehidupan bahagia, dan kerajaan yang sangat besar untuk dirimu dan keturunanmu.”
Load more