Habbatussauda adalah salah satu obat tradisional yang telah digunakan sejak lama dan menjadi salah satu tanaman obat yang direkomendasikan Nabi Muhammad SAW.
Biji-bijian yang dalam disebut juga dengan nama jintan hitam dan memiliki bahasa Latin disebut Nigella sativa ini selain digunakan sebagai obat herbal, biasanya juga diolah untuk dijadikan bumbu masakan dan bahan pengawet alami.
Jintan hitam mengandung aneka nutrisi yang baik bagi kesehatan, seperti karbohidrat, protein, lemak sehat termasuk asam oleat dan asam linoleat, kalsium, serat, zat besi, natrium, kalium, dan antioksidan.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa tanaman endemik Asia Selatan dan Asia Barat ini mampu menurunkan tekanan darah tinggi, gula darah, kolesterol, serta uric acid (zat penyebab asam urat) pada 20 subjek penelitian setelah dikonsumsi selama dua pekan.
Selain itu, jintan hitam juga memiliki efek anti-bakteri, diuretik, anti-peradangan, analgesik, menguatkan imun tubuh, dan baik untuk kesehatan organ tubuh seperti ginjal, lambung, dan liver. Manfaat tersebut berasal dari thymoquinone (TQ) yang terkandung dalam habbatussauda.
Manfaat habbatussauda konon pertama kali diteliti oleh Ibnu Sina atau yang oleh dunia barat disebut Avicenna. Ia merupakan salah satu ilmuwan Islam paling populer hingga saat ini karena menerbitkan jurnal medis berjudul Canon of Medicine.
Dengan manfaatnya yang banyak ini, jintan hitam memberikan kesan sebagai obat herbal yang dapat mengobati berbagai penyakit. Namun, bagaimanakah khasiat tersebut dipandang dari sisi medis?
Dalam riset berskala kecil, habbatussauda disebut dapat menurunkan hipertensi. Pada studi tersebut, terlihat adanya penurunan tekanan darah pada subjek yang diteliti setelah mengonsumsi ekstrak habbatussauda selama delapan pekan. Akan tetapi, efektivitas dan keamanan obat herbal ini secara klinis belum diketahui.
Kolesterol sering dikaitkan dengan risiko terjadinya berbagai penyakit fatal seperti seperti stroke dan penyakit jantung. Beberapa studi menunjukkan bahwa jintan hitam dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida serta meningkatkan kadar kolesterol baik. Berarti dapat dikatakan bahwa habbatussauda juga dapat mencegah risiko stroke dan penyakit jantung.
Gula darah tinggi merupakan salah satu tanda penyakit diabetes. Diabetes memiliki gejala antara lain seperti sering haus, mudah lelah, dan sulit berkonsentrasi. Diabetes yang tidak diobati bahkan dapat mengakibatkan kerusakan saraf, gangguan penglihatan, serta melambatnya penyembuhan luka.
Dalam sebuah riset, konsumsi jintan hitam selama beberapa minggu terlihat dapat mengurangi kadar gula darah dan resistensi insulin. Efek habbatussauda ini diduga baik untuk penyakit diabetes, akan tetapi data klinis yang didapat sejauh ini belum dapat memastikan hal tersebut.
Salah satu efek habbatussauda yang diyakini baik untuk kesehatan adalah kemampuannya dalam mengurangi peradangan atau inflamasi. Penelitian klinis skala kecil selama 3 bulan pada penderita asma menunjukkan bahwa habbatussauda dapat mengurangi keparahan dan frekuensi serangan asma.
Riset lain juga menunjukkan bahwa obat herba ini membantu mengatasi penyakit lain akibat peradangan seperti sinusitis, alergi, dan radang sendi.
Beberapa penelitian pada hewan juga menunjukkan bahwa jintan hitam dapat mencegah kerusakan organ hati. Manfaat ini terkait dengan kandungan antioksidan pada jintan hitam yang memiliki fungsi anti-peradangan.
Thymoquinone merupakan senyawa aktif yang terkandung di dalam biji jintan hitam. Senyawa ini dikatakan mempunyai efek anti-kanker. Pada beberapa penelitian terhadap hewan, thymoquinone dapat mengurangi ukuran tumor ganas. Selain itu, uji laboratorium menunjukkan bahwa thymoquinone secara efektif dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Selain beberapa manfaat di atas, habbatussauda juga dianggap dapat dimanfaatkan sebagai makanan pelancar ASI. Jintan hitam juga cukup sering ditemukan dalam bentuk suplemen booster ASI bersama dengan fenugreek dan alfalfa.
Hingga saat ini bukti ilmiah dari manfaat habbatussauda masih sangat terbatas dan belum diteliti secara masif. Kebanyakan penelitian hanya dilakukan pada kultur sel, hewan percobaan, atau percobaan kecil pada sekelompok manusia.
Dari berbagai riset tersebut, minyak maupun ekstrak jintan hitam kemungkinan aman dikonsumsi saat digunakan dalam jangka pendek. Namun ini belum ada cukup informasi tentang efek samping jintan hitam jika digunakan dalam dosis besar atau jangka panjang. Manfaat dan efek sampingnya pada anak-anak dan ibu hamil juga belum dapat dipastikan.
Sebagian orang mungkin mengalami alergi saat jintan hitam atau habbatussauda dioleskan pada kulit. Selain itu, jintan hitam kemungkinan dapat memperlambat pembekuan darah, meningkatkan risiko perdarahan, membuat tekanan darah turun, dan membuat gula darah turun bagi orang yang tidak mengalami masalah kesehatan.
Oleh karena itu sebelum mengonsumsi tanaman herbal ini alangkah baiknya untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu, terutama bila pasien memiliki kondisi medis tertentu. (afr)
Load more