Diturunkannya Baginda Nabi Muhammad SAW adalah sebuah bukti kasih sayang Sang Khalik bagi alam semesta. Kehadiran Rasulullah ini tak hanya untuk menghantarkan ajaran Tauhid, namun juga meluruskan akidah dan akhlak segenap umat manusia.
Dengan tugas sedemikian agung, maka tak mungkin Nabi Muhammad bersikap dan berpikir seperti layaknya manusia biasa. Seperti yang telah diketahui bersama bahwa Nabi Muhammad merupakan seorang Rasul dan Nabi yang maksum. Secara umum maksum ini dapat diartikan bahwa Nabi Muhammad tak pernah berbuat cela dan dosa karena selalu dalam lindungan dan petunjuk Allah SWT.
Sifat sidiq kerap dimaknai sebagai benar atau jujur. Secara kebahasaan, sidiq berasal dari bahasa Arab, Al - Shidqu. Ulama memaknai Al - Shidqu secara beragam, namun selain jujur, substansi penting lainnya dari sifat sidiq ini ialah integritas.
Sifat ini wajib dimiliki jika seseorang ingin hidup dengan damai dan tenteram. Rasulullah pernah bersabda:
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ … فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ
“Sungguh sidiq itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan menunjukkan kepada surga … Sementara dusta itu membawa kepada keburukan, dan keburukan mengantarkan kepada neraka.” (HR Bukhari).
Load more