Dalam agama Islam, pernikahan dapat menjadi wajib hukumnya apabila seseorang telah siap untuk berumah tangga, baik secara fisik maupun finansial. Menikah juga menjadi solusi terbaik untuk menghindar dari perbuatan zina yang jelas sangat dilarang dalam agama Islam.
Akan tetapi sangat terlihat egois manakala manusia mencari segala bentuk terbaik tanpa melihat segala keadaan yang dimiliki diri sendiri. Misalnya saja,keadaan hati, akhlak, iman dan takwa serta segala perilaku baik lainnya.
Sebab itu, alangkah baiknya seseorang selalu berusaha menjadi sosok yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Selain segala usaha yang dilakukan pasti bermanfaat untuk dirinya, hal ini sangat adil untuk pepatah yang sedang menjadi pembahasan di atas sebelumnya.
Seperti yang dijelaskan di dalam surat An-Nur ayat 26 yang mengatakan.
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Artinya:
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula) dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
Dari firman Allah SWT di atas sudah sangat dijelaskan, bahwa jodoh itu sesuai dengan cerminan diri. Jika umatnya menginginkan yang terbaik dan ingin mendapatkan pasangan yang baik pula, maka teruslah berikhtiar dan memperbaiki diri dengan niat hanya karena Allah SWT bukan karena hal yang lainnya.
Load more