Saat menginjak dewasa tak jarang segelintir orang mengaitkan persoalan umur dengan pernikahan. Pembahasan mengenai pasangan hidup tampaknya menjadi suatu topik wajar saat berkumpul dengan keluarga, teman- teman atau sanak saudara.
Di umur yang semakin dewasa, pasangan hidup bukan lagi sekedar drama-drama dan kisah cinta yang selalu indah seperti layaknya novel. Tetapi, lebih membutuhkan sosok seseorang yang bisa bersanding ke arah pelaminan dan nantinya akan saling menemani hingga maut yang memisahkan.
Tentu saja tidak boleh sembarangan dalam mencari calon pendamping. Penegasan tersebut disebabkan karena di suatu pernikahan pada dasarnya hanya dilakukan satu kali dalam seumur hidup.
Maka dari itu, seseorang harus sangat selektif dan yakin saat memutuskan untuk memiliki pendamping hidup untuk ke jenjang pernikahan agar tidak timbul penyesalan dan kecewa yang berujung hal-hal yang tidak diinginkan, seperti perpisahan.
Namun, seseorang yang sedang mencari jodoh pasti mempunyai kriteria yang sesuai dengan keinginannya dalam segi kepribadian maupun fisik. Tidak bisa dipungkiri, semua manusia berharap akan mendapatkan jodoh yang terbaik bagi dirinya.
Persoalan ini pun yang pada akhirnya memunculkan pepatah "jodoh adalah cerminan dari diri kita". Pepatah ini sangat populer dikalangan orang tua kita sebelumnya.
Apakah pepatah itu benar keberadaannya dan bisa terbukti? Berikut penjelasannya.
Dalam agama Islam, pernikahan dapat menjadi wajib hukumnya apabila seseorang telah siap untuk berumah tangga, baik secara fisik maupun finansial. Menikah juga menjadi solusi terbaik untuk menghindar dari perbuatan zina yang jelas sangat dilarang dalam agama Islam.
Akan tetapi sangat terlihat egois manakala manusia mencari segala bentuk terbaik tanpa melihat segala keadaan yang dimiliki diri sendiri. Misalnya saja,keadaan hati, akhlak, iman dan takwa serta segala perilaku baik lainnya.
Sebab itu, alangkah baiknya seseorang selalu berusaha menjadi sosok yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Selain segala usaha yang dilakukan pasti bermanfaat untuk dirinya, hal ini sangat adil untuk pepatah yang sedang menjadi pembahasan di atas sebelumnya.
Seperti yang dijelaskan di dalam surat An-Nur ayat 26 yang mengatakan.
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Artinya:
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula) dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
Dari firman Allah SWT di atas sudah sangat dijelaskan, bahwa jodoh itu sesuai dengan cerminan diri. Jika umatnya menginginkan yang terbaik dan ingin mendapatkan pasangan yang baik pula, maka teruslah berikhtiar dan memperbaiki diri dengan niat hanya karena Allah SWT bukan karena hal yang lainnya.
Sebagai manusia kita hanya bisa berharap untuk mendapatkan pasangan hidup yang terbaik. Jodoh tidak akan datang begitu saja tanpa adanya usaha, berdoa dan mencarinya. Tentunya tanpa rasa tergesa-gesa karena kalimat “jodoh tak kan kemana” ternyata benar adanya.
Perihal ini dibuktikan lewat satu hadis yang berbicara mengenai jodoh. Berikut potongan hadis dari Riwayat Bukhari dan Muslim.
الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
Artinya:
“Ruh-ruh itu diibaratkan seperti tentara yang saling berpasangan yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan berselisih.”
Hadis di atas memberi pengertian bahwa, janganlah khawatir mengenai jodoh karena Allah SWT telah merencanakannya dengan baik dan tepat sesuai yang telah umatnya bentuk dalam membenahi diri. Tentunya hal ini juga saling berkaitan mengenai jodoh adalah cerminan diri. Demikianlah penjelasan singkatnya, semoga dapat bermanfaat. (ayu)
Load more