Mekkah, Arab Saudi - Mayoritas jemaah haji Indonesia yang berangkat ke Tanah Suci memiliki penyakit jantung terkait kardiovaskular. Sementara penyakit kedua yang banyak diderita adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Hal itu dilaporkan langsung oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana.
Menurut data dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) per tanggal 30 Juni 2022, mayoritas jemaah yang dirawat mengidap penyakit terkait kardiovaskular, seperti gangguan jantung dan pembuluh darah.
Bahkan 13 orang di antaranya meninggal dunia karena penyakit tersebut.
“Penyakit paling banyak diderita oleh jemaah adalah kardiovaskular. Awalnya diprediksi penyakit paru, ternyata kardiovaskular, yakni jantung. Angkanya cukup banyak bahkan dari 14 yang meninggal 13 terkait kardiovaskular,” kata Budi.
Diketahui, pelaksanaan haji saat ini sudah memasuki fase awal yang disebut critical periode. Adapun puncak kegiatan haji berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Kita imbau jemaah tetap minum yang cukup jangan tunggu haus untuk mencegah dehidrasi, tiga hari sebelum Arafah nanti perbanyak istirahat di hotel masing-masing agar kesehatan pulih dan siap melaksanakan prosesi Armuzna," ujarnya.
Lebih lanjut, menurut data KKHI per 1 Juli 2022 sebanyak 204 jemaah kemungkinan tidak dapat melakukan lempar jumrah atau wukuf sendiri dan harus disafari wukufkan karena alasan kesehatan.
Menurut Budi, hal tersebut diketahui setelah sebanyak 1.000 jemaah risiko tinggi sudah mengikuti proses skrining.
"Nanti H-1 (lempar jumrah, red) mudah-mudahan tidak bertambah,” tutur Budi. (syf/put)
Load more