tvOnenews.com, Religi - Dalam Islam, kita dilarang untuk membicarakan aib atau keburukan orang lain. Bahkan untuk berprasangka buruk saja, kita dianjurkan untuk menjauhinya.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.
Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12)
Freepik/jcomp
Menggunjing atau berprasangka buruk kepada orang lain sangat tidak dianjurkan, apalagi mengumbar aib personal dan rumah tangga.
Namun tidak sedikit beberapa umat muslim yang terkadang terlalu frontal atau mereka yang baru menikah menceritakan hubungan intim dengan pasangan, baik suami maupun istri kepada teman terdekat mereka hanya untuk mencairkan suasana atau bercanda saja.
Padahal, dalam ajaran agama Islam, hubungan intim antara suami dan istri ini tidak boleh diumbar ke siapa pun. Merasa sudah sah, banyak pasangan suami istri yang memang sengaja berduaan dan menciptakan momen intim.
Karena sudah sah, maka tidak ada lagi fitnah serta terhindar dari zina. Karena itu, tidak jarang mereka mengumbar urusan ranjang kepada orang lain. Padahal, menceritakan urusan ranjang kepada orang lain adalah sesuatu hal yang sangat dilarang.
Urusan ranjang bersama pasangan sudah semestinya hanya dikonsumsi kedua belah pihak saja sebagai pasangan suami istri.
Jangan sampai dibicarakan atau bahkan diumbar kepada orang lain. Hal ini menjadi perhatian Rasulullah bahwa perilaku itu terlarang.
Sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW bersabda,
"Paling buruknya kedudukan manusia di sisi Allah nanti di akhirat adalah orang laki-laki yang berhubungan badan dengan istrinya, lalu ia menceritakan rahasianya pada orang lain." (HR. Muslim)
Perbuatan mengumbar masalah ranjang suami istri kepada orang lain juga diibaratkan sebagai setan laki-laki dan perempuan yang tengah berhubungan intim. Rasulullah pernah berkata hal demikian dari hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad.
“Janganlah kalian lakukan. Karena perbuatan semacam ini seperti setan lelaki yang bertemu dengan setan perempuan di jalan, kemudian dia langsung melakukan hubungan intim, sementara setan lain melihatnya.” (HR Ahmad)
Perlu diketahui bahwa sebagai pasangan suami istri, harus menjaga martabat satu sama lain serta menjauhkan dari perbuatan yang sia-sia. Tentu, mengumbar urusan ranjang kepada orang lain termasuk kegiatan yang sia-sia.
Sebab itu, perbuatan mengumbar aib hubungan suami istri ini hukumnya adalah haram. Orang yang membicarakan atau membocorkan rahasianya bersama pasangan akan diancam mendapatkan kedudukan yang paling jelek di sisi Allah SWT pada hari kiamat.
Justru, kita harus menjaga urusan dan rahasia yang terjadi dalam rumah, antara suami dan istri. Baik itu, urusan ranjang maupun urusan lainnya.
Dalam sebuah riwayat hadis dari Salim bin Abdullah, dia berkata, Aku mendengar Abu Hurairah RA bercerita bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata,
‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’ Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah tersebut.” (HR. Al-Bukhari nomor 6069 dalam Kitab Fathul Bari).
Maka dari itu, berbicara keburukan atau mengumbar aib sendiri maupun orang lain tidaklah diperbolehkan. Apalagi kalau kita sampai mengumbar aib keluarga, orang tua, anak, maupun kerabat. Naudzubillah Min Dzalik (Mzn)
Yuk nonton dan subscribe YouTube tvOnenews.com:
Load more