tvOnenews - Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan setiap pagi setelah matahari terbit adalah Salat Dhuha. Ibadah sunnah ini memiliki banyak manfaat.
Allah berfirman, "Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka'at Shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang,” (HR. Tirmidzi).
Jika kamu ingin dimasukkan ke dalam golongan orang yang taat, maka ibadah salat dhuha adalah ibadah yang harus kamu tunaikan.
Menurut hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah pernah bersabda, “Tidaklah menjaga shalat sunah Dhuha melainkan awwab. Inilah shalat awwabin” (Syarh Shahih Muslim, 6:30).
Sesuai dengan penjelasan Imam Nawawi, awwab adalah muthii' atau orang yang taat. Beberapa orang meyakini bahwa arti dari awwab adalah orang yang kembali taat.
Ilustrasi (envato element)
Kapan Waktu yang Tepat Melaksanakan Salat Dhuha?
Salat dhuha merupakan salat sunnah yang dikerjakan pada waktu dhuha.
Buya Yahya dalam ceramahnya memaparkan, salat dhuha dilakukan selagi matahari belum di atas kepala. "maka itu adalah waktu Dhuha," ungkap Buya.
Buya lebih lanjut menjelaskan bahwa waktu dhuha terbentang dari matahari terbit hingga setinggi qadra ramhin.
Adapun yang dimaksud Qadra Ramhin ialah saat matahari terbit meninggalkan landasannya, ketinggian matahari dengan tanah diperkirakan satu tombak.
"Itu perkiraan saja, mungkin sederhananya ialah di bawahnya (celah matahari dengan permukaan tanah) bisa dikasih matahari lagi," lanjutnya.
Sementara itu, waktu paling afdhal dan paling utama menunaikan ibadah salat dhuha adalah ketika panas matahari mulai menguat, yaitu di seperempat waktu siang.
Dalam kisaran waktu, diumpamakan rentang waktu siang hari dibagi menjadi empat, maka waktu yang paling bagus mengerjakan salat dhuha adalah tiga jam setelah matahari terbit.
"Itu adalah waktu yang paling tepat, paling bagus kalau kita ingin melakukan Salat Duha," terang Buya Yahya.
"Waktu Dhuha ialah saat matahari mulai meninggi meninggalkan landasannya setinggi tombak. Setelah itu meninggi lagi dan mulai panas, itulah waktu utama shalat dhuha," tegasnya lagi.
Ilustrasi (Ist)
Berikut Tata Cara Sholat Dhuha
Shalat dhuha dapat dikerjakan paling sedikit 2 rakaat, namun bisa juga dilaksanakan 4 rakaat, 6 rakaat, dan paling banyak 8 rakaat.
Tata Cara Salat Duha
1. Membaca niat shalat dhuha:
Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah SWT.”
2. Rakaat pertama, membaca Al Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat As syams.
3. Rukuk
4. Itidal
5. Sujud
6. Duduk di antara dua sujud
7. Sujud
8. Rakaat kedua membaca Al Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Ad Dhuhaha.
Rukuk.
9. Itidal
10. Sujud
11. Duduk di antara dua sujud
12. Sujud
13. Tahiyat akhir
Jika ingin melaksanakan salat dhuha 4 rakaat, pada rakaat pertama surat pendek yang dibaca dianjurkan surat Al Kafirun dan pada rakaat kedua dianjurkan membaca surat Al Ikhlas.
Ilustrasi Berdoa (pexels)
Doa Setelah Salat Dhuha
Berikut beberapa bacaan doa slat dhuha dan artinya yang bisa Anda amalkan :
Allāhumma innad dhuhā’a dhuhā’uka, wal bahā’a bahā’uka, wal jamāla jamāluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka.
Artinya, “Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu.”
Allāhuma in kāna rizqī fis samā’i fa anzilhu, wa inkāna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkāna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kāna harāman fa thahhirhu, wa inkāna ba‘īdan fa qarribhu, bi haqqi duhā’ika wa bahā’ika wa jamālika wa quwwatika wa qudratika. ātinī mā atayta ‘ibādakas shālihīn.
Artinya, “Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”
Allāhumma bika ushāwilu, wa bika uhāwilu, wa bika uqātilu.
Artinya, “DenganMu, aku menerjang. DenganMu, aku berupaya. DenganMu, aku berjuang.”. (ner/put)
Load more